SEBAGAI bentuk kepedulian terhadap penyandang disabilitas, London School Center of Autism Awareness (LSCAA) menyelenggarakan seminar dengan tema Pendidikan Vokasi Sebagai Jenjang Lanjutan Siswa Disabilitas. Seminar diselenggarakan pada Kamis (23/2) di Auditorium & Performance Hall Prof Dr Djajusman, LSPR Sudirman Park Kampus Jakarta.
Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pemahaman yang sama terkait penanganan siswa disabilitas, metode belajar mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak penyandang disabilitas, juga bagaimana cara mengeksplorasi sifat dan perilaku anak sehingga potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara optimal.
“Peran orang tua sangat penting untuk dapat menggali potensi dan menghargai setiap tumbuh kembang anak. Tidak perlu membandingkannya, karena setiap anak memiliki potensi masing-masing,” kata Direktur LSBA Dr Chrisdina Wempi, MSi dalam sambutannya saat membuka seminar.
Peserta seminar tampak antusias mengikuti kegiatan yang digelar LSCAA/Dok LSPR
Sementara itu, dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dr M Arif Taboer, MPd menjelaskan, setiap anak berkebutuhan khusus sebenarnya tidak memiliki kebutuhan khusus. Hanya saja, mereka memiliki ciri khas, seperti manusia umumnya.
“Ada cara yang berbeda dari mereka, terutama dalam menyampaikan sesuatu. Jadi, jangan mengukur kesempurnaan seseorang. Kita semua sama, melakukan hal yang kita bisa sesuai dengan kemampuan masing-masing. Semua orang berbakat, cerdas, dan memiliki ciri khas. Dan utamanya, kita saling melengkapi satu sama lain,” kata pria yang juga pernah mengajar di sekolah luar biasa (SLB) ini.
LSBA Expo “Eksistensiku”, pameran karya siswa berkebutuhan khusus/Dok LSPR
Seminar ini juga dimeriahkan dengan pameran karya siswa berkebutuhan khusus, yang diberi judul LSBA Expo “Eksistensiku”. Pameran ini menampilkan hasil karya siswa LSBA (Batch 10), yang mulai belajar dari 6 bulan terakhir.
Karya siswa tersebut merupakan hasil cetak digital, manual, hasil kerajinan dari kain, serta pastry dan bakery yang dibuat langsung oleh para siswa dari jurusan tata boga.
Selain itu, diadakan pula workshop pencetakan pin yang dibagikan secara gratis untuk peserta yang hadir. Harapannya, pameran ini mampu memotivasi anak, siswa, dan mahasiswa, untuk terus dapat berkarya dan menampilkan hasil karya mereka kepada publik.
Seminar juga dilengkapi dengan pemberian plakat dari Ibu Chrisdina kepada Bapak Arif. Acara ini ditutup dengan sesi dokumentasi bersama para peserta.
KOMENTAR ANDA