Ilustrasi kanker rahim
Ilustrasi kanker rahim
KOMENTAR

SAMPAI saat ini, kanker masih menjadi salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Hal ini dapat dilihat dari total kematian akibat kanker di negara berkembang, termasuk di Indonesia, yang mencapai 70%. 

Di indonesia, kasus kanker didominasi oleh kanker leher rahim dan kanker payudara, dimana jumlah kasusnya tercatat sebanyak 65.858 atau 16,6% untuk kanker payudara dan 36.633 untuk kanker leher rahim. Kedua penyakit tersebut juga menjadi penyakit katastropik, dengan pembiayaan terbesar kedua dengan estimasi Rp3,5 triliun.

Dalam keterangannya, Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan Dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, 30 sampai 50% kematian akibat kanker masih bisa dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi dini secara berkala.

"Untuk mendukung upaya tersebut, mulai tahun ini Kementerian Kesehatan juga akan menggunakan metode HPV DNA, memanfaatkan PCR Test yang sudah dimiliki guna melakukan deteksi stadium kanker rahim lebih cepat. Langkah ini yang akan menemukan lebih dini lagi stadium kankernya dibandingkan IVA," ujar Maxi.

Pada tahap awal, program deteksi dini menggunakan DNA HPV akan dilakukan di Provinsi DKI Jakarta, sebanyak 8.000 test. Hal ini dilakukan setelah melakukan pertimbangan terkait ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung, pemerataan SDM, cakupan pemeriksaan IVA relatif lebih baik. serta adanya dukungan pemerintah daerah.

Sedangkan untuk kanker payudara, dapat melakukan pengecekan dengan metode SADANIS (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis) dan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) setiap bulannya dengan cara USG yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. 

Hal ini dinilai efektif untuk mengetahui sejak dini kanker payudara, sehingga proses penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat untuk kesembuhannya.




Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Sebelumnya

Konsultasi Publik “Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Media Massa yang Bertanggung Jawab, Edukatif, Jujur, Objektif, dan Sehat Industri (BEJO’S)": Tantangan Menyelaraskan Idealisme dan Keberlanjutan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News