Ilustrasi anak minum manis/Net
Ilustrasi anak minum manis/Net
KOMENTAR

IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan data, bahwa kasus diabetes pada anak di tahun ini naik tajam hingga 70 kali lipat, dengan angka 2 per 100 ribu. Padahal, pada 2010 angka kasus tersebut hanya mencapai 0.028 per 100 ribu.

Menyoroti tinggi kasus diabetes pada anak ini, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Keuangan, menegaskan akan memberlakukan biaya cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI Dr Eva Susanti, SKp MKes mengatakan, dengan ditetapkannya biaya cukup untuk MBDK tersebut, minuman kemasan ini akan semakin mahal atau pelaku industri akan menurunkan kadar gula dalam minuman kemasannya.

“Kebijakan ini masih dievaluasi oleh Kemenkeu sampai semester II 2023. Tapi kalaupun belum selesai, kami akan tetap siapkan awal peraturan di 2024 nanti,” kata Menkes RI Budi Gunadi Sadikin.

Minuman berpemanis sekarang ini memang sangat mudah ditemukan, tersebar di berbagai supermarket, minimarket, bahkan warung kelontong di pelosok desa. Apalagi, minuman-minuman manis seperti kopi dan teh kemasan, sangat popular di kalangan remaja.

Tanpa disadari, minuman ini mengandung gula yang sangat tinggi, bahkan melebihi asupan gula harian yang disarankan.

Praktisi kesehatan dr KS Denta mengatakan, Batasan aman mengonsumsi gula untuk orang dewasa adalah maksimal 25-36 gram per hari. Pada anak dalam masa MPASI, kebutuhan gulanya sekitar 5 persen dari total kalori harian, dan anak yang lebih besar yaitu 25 gram per hari. Sementara, sebagian besar MBDK yang beredar di pasaran dan menjadi idola anak-anak memiliki kandungan gula lebih dari 25 gram.

“Semakin dini anak terpapar gula tambahan, semakin besar risiko untuk meningkatkan efek samping dari gula tambahan,” kata Denta.

Efek samping tersebut seperti gangguan metabolisme, kecanduan atau adiksi, gangguan pencernaan, jantung, pembuluh darah, otak, diabetes tipe 2, Alzheimer, demensia, kanker, serta gangguan kesehatan lainnya.

Efek samping yang paling terasa dalam jangka pendek adalah gangguan metabolisme tubuh yang akan menyebabkan tubuh terasa lelah dan mengantuk. Tubuh sebenarnya memang membutuhkan gula untuk mengubahnya menjadi energi. Namun, konsumsi gula yang berlebihan juga tidak disarankan, karena tubuh mampu memproduksinya sendiri.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News