KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI meminta warga yang tinggal di area rawan banjir untuk mewaspadai penyakit leptospirosis. Sebab, sejauh ini sudah 32 orang meninggal dunia akibat penyakit musiman ini.
Leptospirosis adalah penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus, berupa bakteri yang masuk melalui kulit yang lecet atau selput lender pada saat kontak dengan banjir atau genangan air sungai, hingga selokan dan lumpur.
Selain tikus, beberapa hewan seperti sapi, babi, anjing, reptil, dan hewan amfibi juga berpotensi menularkan penyakit ini.
Memang, angka kasus yang disebutkan Kemenkes hanya terjadi di Pulau Jawa. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, angka tertinggi berasal dari Jawa Tengah, yaitu 18 kasus, disusul DI Yogyakarta (12) dan Jawa Barat (2).
“Faktor penyebab kematian umumnya telat mengetahui gejalanya,” kata Nadia.
Gejala Leptospyrosis
Sebagai bahan edukasi, berikut ini gejala yang biasa menyertai saat seseorang terinfeksi virus leptospira:
- Demam Mendadak
- Lemah
- Mata Merah
- Kekuningan pada kulit
- Sakit Kepala
- Nyeri otot betis
- Kemerahan pada selaput putih mata
Mencegah Leptospirosis
Penyakit leptospirosis ini tentu saja bisa dicegah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini:
- Simpan makanan dan minuman, jauh dari jangkauan tikus.
- Cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah terpapar air banjir, tanah becek, atau lumpur.
- Menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan 3M Plus.
- Memasang perangkap tikus.
- Tutup luka dengan perban anti air, dan bersihkan selalu luka.
Jika mengalami gejala leptospirosis dan memiliki riwayat terpapar air banjir, tanah becek, atau lumpur dalam 2 minggu sebelum sakit, maka segera ke puskesmas atau fasyankes terdekat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 
KOMENTAR ANDA