Kegiatan Sekolah Kebangsaan bersama Tular Nalar di Jakarta, edukasi politik bagi pemilih pemula/Dok LSPR
Kegiatan Sekolah Kebangsaan bersama Tular Nalar di Jakarta, edukasi politik bagi pemilih pemula/Dok LSPR
KOMENTAR

SITUASI politik yang kondusif sangat mungkin terganggu dengan semakin banyaknya hoaks politik menjelang tahun politik Indonesia. Bahkan, KOMINFO mencatat hingga awal Januari 2023 ada 1.321 informasi palsu yang sudah dilakukan penutupan atau penanganan konten.

Untuk mengatasi hal ini, program Tular Nalar bentukan Mafindo bersama Ma’arif Institute, Love Frankie, serta didukung Google, menggelar kegiatan Akademi Digital Lansia dan Sekolah Kebangsaan di 10 wilayah di Indonesia. Kegiatan ini merupakan edukasi terhadap masyarakat, khususnya lansia dan pemilih pemula (generasi muda) untuk tanggap dan tegas terhadap berita-berita hoaks.

Di Jakarta, acara ini dikomandoi dua fasilitator, salah satunya dipimpin oleh Xenia Angelica Wijayanto (Kepala Publikasi LSPR Institute). Untuk Akademi Digital Lansia dilaksanakan di beberapa lokasi, yakni di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Bekasi, dan di Tangerang Selatan. Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 120 warga senior yang masuk kategori pra-lansia, lansia, dan juga para pendampingnya.

Sedangkan Sekolah Kebangsaan dilaksanakan di kampus LSPR Institut Komunikasi dan Bisnis, Transpark Bekasi,  yang diikuti oleh 100 mahasiswa dari berbagai kampus. Kegiatan ini menyasar anak muda dengan kriteria pemilih pemula pada Pemilihan Umum 2024.

“Dari data KPU, sebanyak 53 persen jumlah pemilih pada 2024 berasal dari generasi muda, diperkirakan angkanya lebih dari 107 juta jiwa. Untuk itu, menjadi penting generasi muda ini paham dari segala kemungkinan adanya hoaks yang berkaitan dengan pemilu dan pilpres,” kata Xenia.

Raihan, salah seorang mahasiswa sekaligus pengurus BEM LSPR, yang juga peserta Sekolah Kebangsaan, mengatakan bahwa kegiatan yang digagas Mafindo ini sangat penting dan bermanfaat bagi pengetahuan terhadap politik, agar generasi muda semakin melek politik.

“Acaranya seru banget, kita jadi belajar sekaligus semakin paham bagaimana mengantisipasi beragam hoaks politik,” ujar Raihan.

Mafindo bermula dari Forum Facebook yang disebut FAFHH (Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax), yang dibentuk pada 2015, sebagai tanggapan terhadap munculnya fitnah, hasutan, hoaks, dan juga ujaran kebencian di media sosial.

Mafindo berdiri, diawali dengan deklarasi wilayah pada 2017 dan saat ini sudah memiliki lebih dari 85 ribu anggota daring dengan lebih dari 1.000 relawan di 26 wilayah di Indonesia.




Jaya Suprana: Resital Pianis Tunanetra Ade “Wonder” Irawan Adalah Peristiwa Kemanusiaan

Sebelumnya

Kemitraan Strategis Accor dan tiket.com Perkuat Pasar Perhotelan Asia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E