SEBANYAK 200 rumah siap huni telah selesai dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hunian tetap (Huntap) itu diperuntukkan bagi warga korban gempa Cianjur, Jawa Barat.
Huntap tahap I itu dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektar di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipaku, dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Rumah-rumah tersebut diperuntukkan bagi masyarakat terdampak yang tinggal di Kawasan zona meras sesar Cugenang.
“Sesuai dengan lahan yang disediakan Pemerintah Kabupaten Cianjur, lokasinya di Cilaku sekitar 2,4 hektar dan Mande sekitar 30 hektar. Warga ini semula tinggal di zona sabuk merah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap gempa dan gerakan tanah atau longsor. Sangat berbahaya jika tetap tinggal di zona merah,” kata Menteri PUPR Basuki.
Dijelaskan, spesifikasi bangunan Kawasan relokasi Huntap tahap I yang diberi nama Bumi Sirnagalih Damai ini menggunakan struktur rumah tahan gempa RISHA, dengan dinding bata ringan dan plester aci.
Begitu pula dengan rangka atap bangunan menggunakan baja ringan dan penutup atap galvalume. Sedangkan lantainya menggunakan keramik ukuran 60x60 dengan pintu dan jendela berbahan UPVC, serta plafon gypsum.
Bangunan tersebut dilengkapi pula dengan jaringan listrik 900 watt dan air PDAM. Jalan lingkungan juga tersedia dan dicor beton, serta dilengkapi fasilitas balai warga, taman bermain, penghijauan, serta masjid.
Terselesaikannya Huntap tahap I ini disambut baik oleh warga terdampak gempa, yang memang sejak lama menginginkan tempat tinggal yang lebih baik. Maklum saja, pasca gempa yang mengguncang wilayah mereka akhir 2022 lalu, warga terpaksa tinggal di tenda-tenda seadanya.
“Rumah saya dan tetangga juga rusak dan tanahnya banyak yang amblas. Dari BMKG juga mengatakan, kalau lokasi tersebut menjadi zona merah dan tidak bileh dibangun hunian kembali,” kata Imaria, warga terdampak.
“Jadi, saya hanya bisa mengucapkan Alhamdulillah dan sangat senang, karena mendapatkan rumah baru dan direlokasi ke Huntap ini. Lokasinya strategis dan tidak jauh dari jalan raya, serta sarana transportasinya mudah,” demikian Imaria.
KOMENTAR ANDA