SEBAGAI seorang muslim, kita perlu berusaha menghiasi hari-hari menjelang Ramadan dengan berbagai amalan. Hanya dengan berbahagia dan menyamlut dengan suka cita saja, disebutkan akan menerima ganjaran surga.
Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah, di mana semua umat muslim berlomba-lomba melakukan kebaikan. Amalan menjelang Ramadan memiliki keutamaan yang besar bagi yang melaksanakannya, terlebih Allah akan mengganjarkan dengan pahala yang berlipat ganda.
Berikut ini amalan yang bisa dikerjakan Sahabat Farah jelang Ramadan 1444 H:
Melunasi utang puasa Ramadan
Puasa ganti atau puasa qadha wajib ditunaikan sebanyak hari puasa yang telah ditinggalkan dan sebaiknya dilunasi sebelum bulan Syaban berakhir. Ketentuan ini tertuang dalam firman Allah Swt, dalam surat Al Baqarah ayat 184, yang artinya:
“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hari mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
Memperbanyak doa
Doa adalah tempat komunikasi antara hamba dan Tuhannya. Doa menjelang Ramadan, yaitu:
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadan, dan antarkanlah Ramadan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadan.”
Atau
“Ya Allah, sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadan. Selamatkan Ramadan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadan.”
Memperbanyak puasa sunnah
Sebagaimana Nabi Muhammad Saw menyempurnakan ibadahnya dengan berpuasa hampir sebulan penuh di bulan Syaban.
Abu Salamah ra menceritakan: “Aku bertanya kepada Aisyah ra, tentang puasa Rasulullah Saw. Ia menjawab, ‘Rasulullah Saw berpuasa sampai-sampai kami berkata, Beliau benar-benar telah berbuka. Dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa pada bulan Syaban, yakni Beliau berpuasa pada bulan tersebut hampir semuanya (sebulan penuh).” (HR Muslim, Nasa’I dan Ahmad)
Namun perlu diingat, biasanya satu atau dua hari menjelang masuknya bulan suci, umat muslim dilarang menunaikan puasa sunnah, kecuali bagi mereka yang sudah membiasakannya.
Haditsnya: “Jangan kamu dahului Ramadan dengan puasa sehari atau dia hari, kecuali bagi seseorang yang memuaskan puasa tertentu, maka ia boleh meneruskan puasanya.” (HR Al Bukhari)
Saling bermaafan
Sebelum memasuki bulan suci, alangkah baiknya kita membersihkan hati, lahir dan batin, agar ibadah di bulan Ramadan menjadi lebih iklas dan ringan dijalani. Hal ini sesuai dengan anjuran dalam surat Al Baqarah ayat 178, yang artinya:
“Maka, barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.”
Ziarah kubur
Mengirim doa untuk mereka yang telah mendahului kita, sekaligus bertawassul kepada mereka. Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah Saw saat memakamkan Fatimah binti Asad, ibu dari sahabat Ali, beliau berdoa:
“Ya Allah, dengan hakku dan hal-hal para Nabi sebelumku, ampunilah dosa ibuku setelah Engkau ampuni ibu kandungku.” (HR Tabrani)
Memperdalam ilmu agama
Syarat diterimanya amal setelah iklah adalah mutaba’ah, yaitu amak yang dilakukan harus benar dan sesuai syariat serta sunnah. Oleh karenanya, memperdalam ilmu agama sangat penting dilakukan. Coba segarkan kembali pelajaran tentang fikih ibadah di bulan Ramadan, seperti fikih puasa, salat tarawih, zakat, sedekah, dan ibadah lainnya.
KOMENTAR ANDA