KOMENTAR

TANGGAL 17 Maret setiap tahun diperingati sebagai Hari Perawat Nasional. Peringatan tersebut bertepatan dengan HUT Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), tepatnya 17 Maret 1974.

Pada tahun ini, peringatan Hari Perawat Nasional memasuki tahun ke-49 dengan mengambil tema "Gapai Sejahtera dengan Profesionalisme", seiring harapan terwujudnya peningkatan kesejahteraan para perawat yang sejalan dengan peningkatan profesionalisme dalam menjalankan tugas.

Ihwal kesejahteraan menjadi penting mengingat banyak perawat, terutama di pelosok daerah, yang belum mendapatkan gaji yang layak. Padahal pekerjaan mereka mengurusi pasien menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk selalu bertindak cermat dan sigap.

PPNI berkomitmen memberi perlindungan untuk masyarakat dan profesi perawat dengan menyusun RUU Keperawatan yang saat ini terus diperjuangkan untuk disahkan di DPR RI.

PPNI saat ini mempersiapkan para anggotanya untuk berperan nyata di masyarakat dengan cara memperkecil kesenjangan dalam layanan kesehatan, memudahkan masyarakat mendapat akses layanan kesehatan, juga mendapat kesamaan layanan yang berkualitas.

PPNI terus berjuang mengangkat profesi perawat untuk bisa mandiri, bermartabat, dan mampu bersaing di kancah domestik maupun internasional.

Sekilas sejarah Hari Perawat Nasional

Disebutkan dalam ppni-inna.org, cikal bakal organisasi perawat di Tanah Air sudah mulai ada sejak zaman kolonial dengan hadirnya rumah sakit Residen Vpabst di Batavia tahun 1819 yang kemudian dikenal sebagai Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Pendidikan keperawatan di Indonesia juga sudah ada di RS PGI pada tahun 1906 dan di RSCM pada tahun 1912. Namun pendidikan perawat tak terlihat perkembangannya selama penjajahan Jepang.

Baru kemudian di tahun 1963, muncul ide untuk menyatukan tenaga perawat dalam satu organisasi profesional.

Dilansir situs resmi PPNI, sebelumnya sudah ada sejumlah organisasi perawat di antaranya Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia, Persatuan Perawatan Indonesia, dan Ikatan Perawat Indonesia. Mereka kemudian bertemu untuk melebur menjadi Persatuan Perawat Indonesia (kini disebut sebagai Persatuan Perawat Nasional Indonesia) pada 17 Maret 1974 bertempat di Ruang Demonstration, di Jl. Prof. Eyckman Bandung.

Pertemuan itu dihadiri sejumlah tokoh keperawatan saat itu seperti HB. Barnas, Drs. Maskoed Soerjasumantri, dan Ojo Radiat. Dalam pertemuan itu juga dibentuk kepanitiaan untuk pelaksanaan Kongres Pertama PPNI tahun 1976.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News