PEMUDA merupakan aset bangsa. Beragam bakat dan karya dapat dihasilkan dari para pemuda. Namun sayangnya seringkali langkah dan kreativitas terhambat karena tidak memiliki biaya untuk mengikuti kursus keterampilan tertentu agar mereka dapat mandiri dan berwirausaha sendiri. Menyikapi hal tersebut Indonesia Youth Epicentrum (IYE) berinisiatif mengadakan pelatihan Barista dan Manajemen Bisnis Kedai Kopi secara gratis dengan menggandeng beberapa praktisi yang berkecimpung di dunia perkopian pada hari Kamis (16/3/2023) bertempat di Sekretariat Indonesia Youth Epicentrum, Kedai Kopi Kosong Dua, Jl Lingkar Tangkuban Perahu, Guntur, Jakarta Selatan.
“Kegiatan ini dilatarbelakangi dari pemikiran kita dari Indonesia Youth Epicentrum yang merupakan sekumpulan pemuda Indonesia memiliki tujuan bagaimana para muda-mudi yang kreatif dapat berkegiatan positif,”papar Pengurus Pusat IYE Ilham Fadli.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh sekitar 25 orang yang berasal dari berbagai kalangan tersebut, para peserta diberikan pengetahuan dasar mengenai ragam kopi, teknik dasar meracik kopi dan manajemen bisnis untuk membuka kedai kopi.
“Para pecinta kopi sangat beragam, baik tua maupun muda, laki-laki dan perempuan. Kami mewadahi para pemuda yang ingin berwirausaha namun mereka belum memiliki keterampilan dan manajemen bisnis kedai kopi, sehingga nantinya mereka dapat mandiri dengan berjualan kopi,”ulas Ilham.
Ilham juga menjelaskan bahwa Indonesia proyeksi dari kegiatan ini adalah satu orang peserta dapat berbisnis kopi dan dapat menarik sekitar seribu orang konsumen penikmat kopi. Sehingga 25 orang peserta dapat menggerakkan sekitar 25 ribu konsumen. Harapannya bila hal ini terwujud maka, para pemuda dapat menggerakkan UMKM yang dapat mengatasi resesi ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Praktisi Peracik Kopi ArabikaGayo Ariza menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil kopi Arabika nomer 4 di dunia, namun sayang potensi ini belum banyak dikembangkan. Masyarakat Indonesia masih lebih menyukai kopi jenis Robusta. Padahal kopi Arabika ini memiliki aroma yang lebih wangi dan khas.
“Masyarakat Indonesia masih lebih menyukai kopi Robusta, padahal kopi yang banyak di Indonesia adalah jenis Arabika. Kopi Arabika memang sedikit lebih asam, namun aromanya lebih wangi dan khas. Bila potensi kopi Arabika ini dikembangkan, maka hal ini dapat membantu para petani kopi di Indonesia,” ujar Ariza.
“Bagi para pemuda yang ingin berwirausaha kopi, mulailah dari skala yang kecil dan berikan servis yang terbaik, agar para konsumen merasa dilayani dan diprioritaskan keinginanannya,”demikian CEO Bepah Kupi Maulana Wiga.
KOMENTAR ANDA