MANUSIA tidak mungkin hidup tanpa menghadapi masalah. Tak bisa dipungkiri, siapa yang mampu mengelola emosi dengan baik, maka dialah yang mampu berdiri tegak menghadapi berbagai masalah. Ia tidak larut dengan emosi yang bisa membuatnya melakukan hal-hal buruk yang kelak disesali.
Katarsis, menurut Alodokter, merupakan pelepasan emosi atau keluh kesah yang bersemayam dalam batin. Dalam ilmu psikologi, katarsis dimaknai sebagai cara melampiaskan emosi secara positif agar seseorang dapat merasa lebih tenang dan lega untuk kemudian mampu menjalankan aktivitasnya dengan perasaan yang lebih baik.
Merasakan emosi, apa pun itu, sedih, takut, atau kecewa, adalah hal wajar bagi seorang manusia. Namun sangat penting untuk bisa menyalurkan emosi dalam hal positif agar tidak menumpuk dan menjadi beban batin hingga menyebabkan depresi. Di sinilah pentingnya katarsis.
Apa itu katarsis?
Berasal dari Bahasa Yunani “katharsis” yang bermakna pembersihan atau pemurnian. Para psikolog mengartikannya sebagai usaha membersihkan diri dari berbagai emosi negatif seperti kesedihan, kemarahan, luka batin yang terpendam, hingga dendam.
Amat penting memiliki katarsis agar mental kita tetap terjaga kesehatannya dan kita dapat memiliki hidup bermakna.
Katarsis yang siap membantu kita
Ada beragam jenis katarsis yang bisa kita lalukan. Setiap orang punya katarsis masing-masing, dan tidak bisa disamakan caranya.
#Olahraga. Bagi sebagian orang, olahraga adalah katarsis yang sempurna. Tidak hanya menguras emosi negatif tapi juga berbuah tubuh sehat dan berat badan ideal. Olahraga akan memicu keluarnya hormon endorfin, dopamine, dan serotonin yang membuat hati tenang dan bebas stres.
#Menulis. Ya, ini sudah jelas katarsis bagi banyak orang. Menulis membuat kita mampu mengeluarkan pendapat dan curahan hati tanpa harus berhadapan dengan orang lain.
#Mengobrol. Bagi Sebagian kita yang memang senang mengungkapkan perasaan dengan cara verbal, curhat dengan teman atau anggota keluarga adalah katarsis yang akan menenangkan. Kita merasa tersanjung karena didengar oleh lawan bicara kita dan itu membuat kita lega.
Tapi satu hal yang harus diperhatikan, curhat akan menjadi katarsis yang efektif jika kita menemukan orang yang tepat, dengan kapasitas sesuai dengan permasalahan yang kita hadapi. Dengan demikian, dia mampu memberi solusi.
#Berteriak. Pergilah ke tepi pantai atau naiklah ke perbukitan. Berteriaklah tentang perasaan yang kita rasakan. Ini bisa menjadi katarsis yang siap membantu kita mengelola emosi.
#Membuat doodle. Kita tahu bahwa doodle bisa menjadi sebuah ‘buku harian’ baru. Saat melihat hasil karya kita, akan tampak emosi yang melatari pembuatan doodle tersebut. Bagi orang-orang kreatif, doodle tak hanya menjadi katarsis tapi juga bisa menjadi sumber ide.
#Istighfar. Bagi seorang Muslim, beristighfar sejatinya menjadi katarsis terampuh. Dengan segala emosi yang bercampur aduk, kita semestinya bertawakal dengan cara melafalkan “astaghfirullahal ‘azhim, wa atuubu ilaihi” hingga kepala menjadi dingin dan hati menjadi damai.
KOMENTAR ANDA