DESAINER Merdi Sihombing didukung Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, bersama desainer lain dari berbagai belahan dunia, menampilkan karya terbaru yang diangkat dari kekayaan budaya Indonesia.
Kali ini Merdi menonjolkan budaya Batak melalui koleksi "Ulos Sitolu Huta" dalam Global Indigenous Runway 2023, pagelaran fesyen independen yang merupakan bagian dari PAYPAL Melbourne Fashion Festival 2023 Sabtu (11/3/2023).
Merdi kembali menampilkan inovasi yang menakjubkan dari sebuah proses tenun konvensional menjadi desain fesyen modern yang menggabungkan pola ulos tradisional yang unik dan pewarnaan alam dengan pemikiran gaya hidup kekinian.
Koleksi “Ulos Sitolu Huta” Merdi terasa segar dan dinamis, menampilkan koleksi lengkap mulai dari busana untuk acara santai sampai dengan busana kerja formal.
Koleksi “Ulos Sitolu Huta” ini tidak hanya menawarkan konsep yang baru, tetapi juga ringan, dan yang terpenting dapat digunakan oleh semua generasi di berbagai kesempatan.
“Ulos merupakan lambang keberkahan, kasih sayang, dan persatuan, sesuai dengan peribahasa Batak Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong, yang artinya jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batang, maka ulos adalah pengikat kasih sayang antarsesama”, ujar Merdi Sihombing.
Global Indigenous Runway memperingati tahun ke-10 sebagai bagian dari PAYPAL Melbourne Fashion Festival 2023 di Mt Duneed Estate, Waurn Ponds, Melbourne, Australia.
Event ini menjadi unik karena menggabungkan musik, tarian, dan cerita dari First Nation (Suku Bangsa Pertama) lewat fesyen.
“Dan untuk pertama kalinya kami menyambut perancang busana Indonesia Merdi Sihombing mewakili pemerintah Republik Indonesia," ungkap Tina Waru, CEO Global Indigenous Management.
Koleksi Merdi Sihombing “Ulos Sitolu Huta” memamerkan perayaan warna, tekstur, dan fesyen mewah yang spektakuler.
Menurut Tina, busana Merdi menciptakan gebrakan dan membuat para penggila fesyen, yang berkesempatan untuk menyaksikan langsung pagelaran Merdi, tertegun.
“Merupakan suatu kehormatan untuk menampilkan Merdi Sihombing di platform kami dengan semangat kreatifnya, yang menerjemahkan budaya ke dalam desain fesyen yang cerdik yang memiliki sentuhan kecerdasan bisnis. Tidak diragukan lagi, figur fesyen terkemuka yang mewakili Indonesia ini akan terus mempertahankan keunggulan kompetitif dalam industri fesyen di Australia. Pertunjukan itu sukses besar. Merdi adalah perancang busana yang luar biasa,” ujar Tina.
Senada dengan pernyataan tersebut, Hilmar Farid, Ph.D. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Republik Indonesia juga memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada sang desainer.
“Merdi Sihombing telah membuktikan bahwa masa depan busana ada pada sustainable fashion yang bertumpu pada kekayaan budaya tradisional dan keterlibatan komunitas setempat. Upayanya mengangkat tenun Ulos sebagai bagian dari busana kontemporer yang berkelanjutan telah terbukti dari rekam jejak yang panjang. Ia mengunjungi masyarakat perajin di kampung-kampung di Sumatra Utara dan memberdayakan mereka dalam serangkaian kerja padat karya berbasis potensi lokal. Pagelaran ini adalah cerminan dari komitmennya bagi busana berkelanjutan yang berperspektif kebudayaan,” tutur Hilmar.
Merdi Sihombing dikenal sebagai desainer yang mengolah tekstil tradisional dan pewarnaan alami menjadi busana-busana dan kain-kain siap pakai.
Penjelajahannya di bidang fashion, tekstil, dan aksesoris dimulai dengan perjalanannya di Bunka ketika Merdi mempelajari Fashion Science, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan Fashion Design di ESMOD, dan Fine Arts Textile Handicraft di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
KOMENTAR ANDA