KOMUNITAS Bekasi Books Club meluncurkan karya tulis terbaru berjudul Mimpi Tentang Bekasi. Peluncuran buku tersebut dilakukan di Kopi Raga, Bekasi Timur, Sabtu (18/3). Buku ini merupakan kumpulan harapan dan mimpi tentang Bekasi di masa depan, yang ditulis oleh para tokoh masyarakat, pegiat komunitas, jurnalis, serta pecinta literasi.
Inisiator Bekasi Books Club sekaligus Penyunting buku Adi Samsuito Siregar mengatakan, buku ini dihadirkan untuk menampung ide dari berbagai elemen masyarakat, yang sekaligus warga Bekasi, tentang harapan untuk Bekasi di masa mendatang. Selain itu, peluncuran buku ini menjadi upaya untuk meningkatkan kesadaran literasi warga Bekasi.
Buku memuat ide dan pemikiran yang menyoroti berbagai hal, seperti infrastruktur, pelayanan publik, transportasi, branding kota, industri kreatif, hingga pendidikan dan kepemudaan.
“Ini merupakan bentuk kolektifitas, sekaligus kesadaran publik yang merupakan warga Bekasi dalam menyumbangkan ide dan pemikirannya untuk kemajuan di masa mendatang. Tentang impian mereka untuk Bekasi,” kata pria yang akrab disapa Bung Adi ini.
Dalam peluncuran tersebut hadir sebagai penanggap buku di sesi diskusi, yakni Sejarawan Bekasi Ali Anwar, Akademisi dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Aan Widodo, Mantan Ketua KPUD Bekasi Ucu Asmara Sandi, Pemimpin Redaksi Radar Bekasi Zaenal Arifin, Pegiat Literasi sekaligus Dosen Adi Bunardi, dan Prolog dari Founder Komunitas Langit Biru Muhammad Fikri Aziz.
“Saya sudah baca, sekarang teman-teman. Ada hal yang menarik dalam buku ini, di mana tulisan ini orisinal. Dimulai dari melihat langsung problem kemudian searching di internet, sampai pandangan mata ditulis lalu dianalisis melalui kacamata kondisi Bekasi masa kini dan masa lalu, kemudian dibandingkan dengan daerah lain. Itu wajar dan amat penting,” kata Ali.
Buku ini menarik apabila nantinya disampaikan kepada pemangku kebijakan, yakni legislatif dan eksekutif.
Sementara itu, Widodo menyebut buku ini banyak menyoroti soal branding city dan smart city, yang tentunya sangat relevan dengan kondisi Bekasi saat ini, seolah belum menemukan citra dirinya. Branding yang diusung, yakni Bekasi Keren, patut ditinjau lebih jauh dari sisi kajian komunikasi dan kondisi faktual di lapangan.
Selain para penanggap, turut hadir juga para penulis yang berpartisipasi di buku ini, mulai dari Pegiat Sastra Nugroho Putu, Jurnalis Yusuf Bachtiar, Neo Bano, Presiden Bangun Kota Abi Sutanrai Abdillah, Agung Adi Putra, Mardani Ahmad, dan Wawan Wahyudin.
KOMENTAR ANDA