Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

MALANG tak dapat ditolak. Seorang artis cilik asal Malaysia, PR, mengalami lumpuh setelah menerima prank dari rekan seprofesinya. Puteri terjatuh dan tulang pinggulnya retak usai terjatuh lantaran ditarik kursinya ketika hendak duduk.

Tidak hanya jatuh membentur lantai, kejadian yang berlangsung di lokasi syuting serial Jaga Aku Selamanya di Beranang, Selangor, Malaysia itu, membuat punggung putri membentur kaki-kaki tripod yang terbuat dari besi.

Menurut Fatin Aliza Salmi, ibunda PR, putrinya mengalami mati rasa pada kaki dan inkontinensia, yaitu suatu kondisi yang membuat seseorang tidak mampu menahan buang air kecil dan akhirnya mengompol.

Prank adalah kejahilan yang dilakukan untuk sebuah kesenangan. Prank tidak hanya dilakukan dalam pergaulan anak. Perilaku yang kian booming ini juga tidak jarang dilakukan orang tua terhadap anak. Trennya sendiri dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi yang membuat banyak orang beralih tontonan, dari televisi ke platform media sosial.

Sayangnya, perkembangan ini tidak dibarengi dengan filter yang ketat. Akibatnya, banyak konten yang tidak layak menjadi tontonan anak. Dan mirisnya, itu dikonsumsi anak yang kemudian menyontohnya.

Padahal, ada banyak bahaya prank bagi anak, seperti trauma hingga dewasa, kehilangan kepercayaan diri, merasa dikhianati hingga akhirnya kecewa, memicu stres dan menimbulkan perasaan tidak berharga, bahkan anak bisa menjadi pelaku bullying.

Bagaimana orang tua bersikap?

Jika mendapatkan anak menjadi korban prank yang membahayakan kesehatan, psikolog anak dan remaja Agstried Elisabeth mengatakan, penting bagi orang tua untuk membantu pemulihan psikologis anak yang menjadi korban prank.

Adapun yang perlu dilakukan adalah:

  • Mencari dukungan dan bantuan dari keluarga, dokter, maupun profesional, untuk mengatasi trauma fisik dan psikologis.
  • Prioritaskan pemulihan dan kesehatan korban.
  • Sadari bahwa pemulihan fisik maupun psikologis memerlukan proses.

Sementara itu, Donna Agnesia mempunyai tips untuk menjauhkan anak dari dampak negatif media sosial, yaitu dengan membatasi penggunaannya. Donna mengaku memiliki admin sendiri untuk pembatasan tersebut.

“Media sosial anak-anak ada adminnya. Jadi, unggahan-unggahan yang biasanya muncul dalam setiap media sosial mereka hanya sebatas kegiatan yang kami lakukan,” demikian Donna.




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family