Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BEBERAPA hari ini, pengguna media sosial dihebohkan dengan ungkapan seorang anak selebriti yang memilih gender netral sebagai identitas pribadinya. Bahkan, anak tersebut sampai mengubah nama untuk menegaskan pilihannya tersebut.

Fenomena ini menjadi perhatian khusus, karena dinyatakan oleh seorang anak selebriti yang notabene memiliki banyak followers. Dikhawatirkan, pemilihan identitas gender netral tersebut akan menjadi tren di kalangan remaja atau anak baru gede (ABG).

Pengertian gender netral

Gender netral adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan seseorang yang tidak mengidentifikasi dirinya secara ekslusif sebagai laki-laki atau perempuan. Dikenal dengan non binary, konsep yang terpisah dengan orientasi seksual seseorang maupun jenis kelamin yang ditetapkan sejak lahir.

“Bicara soal gender di Indonesia, secara umum masyarakat berfikir bahwa gender itu laki dan perempuan. Realitas sosial di masyarakat kita bahwa gender itu ternyata tidak sesederhana laki dan perempuan, karena cukup banyak orang yang mengidentifikasi dirinya bukan laki dan juga bukan perempuan,” kata Dr Irwan Martua Hidayana, Ketua Departemen Antropoligi FISIP UI.

Di lain pihak, dosen Departemen Hubungan Internasional UI Dra Ani Widyani, MA menjelaskan, fenomena identitas gender seperti ini sebetulnya bukan hal baru. Di Indonesia, bisa ditemui di berbagai tempat, misalnya Calabai, Sulawesi Selatan. Jadi, masyarakat dan lingkungan setempat sebetulnya sudah hidup berdampingan sejak lama dengan damai.

Penyebab munculnya Non Binary

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memilih untuk menjadi gender netral, yaitu aspek biologis, psikologis, hingga sosial.

Dilihat dari faktor biologis, secara kromosom memang ada yang memengaruhi seksualitasnya. Sedangkan dilihat dari faktor psikologis, mental kejiwaan seseorang, pikiran, mood, dan perasaan yang bersangkutan bisa memengaruhi.

Jika dilihat dalam faktor sosial, non binary umumnya berkaitan dengan orang-orang atau komunitas tertentu yang memiliki pola pikir atau minat yang sama. Sisi emosional, norma, hingga spiritualitas juga berpengaruh pada penentuan identitas gender seseorang.

Peran orang tua membentuk gender anak

Gender muncul akibat pengaruh sosial budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat setempat. Perbedaan peran dan perilaku antara laki-laki dan perempuan dapat disebabkan oleh sosialisasi, budaya yang berlaku, serta kebiasaan yang ada.

Orang tua memiliki peranan yang penting dalam memberikan pengenalan pengetahuan gender kepada anak sejak usia dini. Pengenalan tersebut diberikan berkaitan erat dengan perkembangan serta pembentukan pola perilaku dan kepribadian anak di masa mendatang.

Rawatlah anak dan jadilah teman bagi anak. Ajarkan anak mengenai nilai-nilai maupun norma-norma, terutama yang berkaitan dengan gender. Jadilah model bagi anak.

Hindari stereotype gender dengan cara:

  1. Buat pengasuhan yang tidak berdasarkan jenis kelamin.
  2. Tumbuhkan rasa percaya diri anak.
  3. Dukung sifat-sifat positifnya.
  4. Dorong keterampilan motorik halus dan kasar mereka.

Ayah Bunda, tuntun buah hati untuk bisa mengenali identitas pribadinya. Bekali dengan kekuatan agama yang besar.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting