KOMENTAR

NAMA Gwendolyn Willow Wilson dikenal sebagai penulis novel terkenal The Bird King (2019), co-creator dari serial Ms Marvel (2013-2018) yang menjadi pemenang Hugo dan American Book Award, dan telah menulis untuk sejumlah buku terkenal termasuk komik superhero The X-Men, Superman, hingga Wonder Woman.

Ms. Marvel menjadi sebuah fenomena karena mengisahkan sosok pahlawan super perempuan keturunan Pakistan yang memiliki kekuatan pengubah bentuk bernama Kamala Khan.

Novel pertamanya, Alif the Unseen, memenangkan World Fantasy Award 2013 untuk Novel Terbaik, menjadi finalis untuk Center For Fiction’s First Novel Prize dan terdaftar untuk Women’s Prize for Fiction 2013. Pada 2015, ia memenangkan Graphic Literature Innovator Prize di PEN America Literary Awards. Karyanya tersebut telah diterjemahkan ke lebih dari selusin bahasa.

Wilson menulis Alif the Unseen sebagai tanggapan atas pemilu Mesir 2005, yang merupakan siklus pemilu pertama di mana rezim mulai memenjarakan blogger muda yang menggunakan internet untuk menghindari sensor negara untuk mengkritik tokoh negara.

Wilson adalah orang Amerika yang menjadi mualaf saat menjadi mahasiswa di usia 19 tahun. Tinggal di Seattle, Wilson sebelumnya juga pernah menetap di Mesir.

Pada tahun 2010, Wilson pernah menulis memoar bertajuk The Butterfly Mosque. Dalam buku itu, Wilson menggambarkan betapa Islam dan seni masih tampak bertentangan dan bagaimana ia menerima penolak dan kalangan Muslim Barat dan tradisional.

Wilson melihat bahwa dalam 10 tahun terakhir, generasi muda telah berhasil meruntuhkan penghalang tesebut, menjadikan Islam dan seni dalam berjalan beriringan dengan lebih harmonis.

“Segalanya jauh lebih baik, namun ironis mengingat situasi politik jauh lebih buruk,” ucap Wilson menggambarkan perkembangan seni Muslim Barat di era pemerintahan Trump.

Menurut Wilson, saat ini semakin banyak seniman Muslim yang menulis dengan menggambil beragam kontek sejarah dan budaya yang berkaitan dengan Islam.

Dia ingin mendorong seniman untuk bekerja dengan kebenaran mereka dan tidak berpikir bahwa Islam perlu ditentang.

Demikian pula tentang kekuatan bercerita, Wilson menjelaskan bahwa komik memungkinkan adanya pendekatan khusus tentang tokohnya, yang memerlukan kombinasi kata-kata dan gambar tertentu untuk bisa diceritakan dengan baik.

Tentang Kamala Khan, dalam menciptakan karakter ini, Wilson menjelaskan bahwa itu adalah pilihan yang disengaja untuk membuat Kamala hidup di dunia nyata. Kamala dan keluarganya di Jersey City, jauh dari episentrum aksi di alam semesta Marvel, Manhattan. Kamala adalah siswa sekolah menengah yang diharapkan dapat membuat penonton merasakan betapa nyata karakter itu bagi mereka, dan bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan teman sekelas mereka di dunia Marvel.

Dalam menulis, Wilson mengatakan bahwa pertanyaan pertama yang harus bisa dijawabnya adalah apakah karakter tersebut dapat membuat perbedaan yang positif.

Apa yang dilakukan Wilson menggambarkan kekuatan seorang Muslim untuk berekspresi sekaligus berkontribusi bagi masyarakat. Sebagai minoritas dan komunitas yang berada di bawah tekanan, seorang Muslim dapat bersuara dan profesional tanpa melupakan akar spiritual dalam menekuni pekerjaan mereka.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women