Ekspatriat Iran berunjuk rasa di Nikosia, Siprus, sebagai bentuk solidaritas terhadap demonstrasi menentang kematian Mahsa Amini/Etienne TORBEY/AFP
Ekspatriat Iran berunjuk rasa di Nikosia, Siprus, sebagai bentuk solidaritas terhadap demonstrasi menentang kematian Mahsa Amini/Etienne TORBEY/AFP
KOMENTAR

PENINGKATAN jumlah perempuan yang menentang aturan berpakaian di Iran, sudah di luar kendali. Untuk mengendalikannya, otoritas Iran memasang kamera pengawas (CCTV) di tempat umum dan jalan raya untuk mengidentifikasi warga perempuan yang tidak mengenakan pakaian sesuai aturan negara.

Di bawah hukum Syariah Islam Iran, yang diberlakukan setelah revolusi 1979, perempuan diwajibkan menutupi rambut mereka dan mengenakan pakaian panjang yang longgar. Pelanggar aturan tersebut menghadapi tegura publik, denda, hingga penangkapan.

Pemerintah menggambarkan cadar dan jilbab sebagai salah satu fondasi peradaban bangsa Iran, dan salah satu prinsip praktis Republik Islam. Pernyataan Kementerian Dalam Negeri Iran, pemerintah tidak akan mundur dalam masalah ini.

Kemendagri juga menyerukan warga untuk mengonfrontasi perempuan-perempuan tidak bercadar. Arahan ini dalam beberapa decade terakhir telah memberanikan kelompok garis keraas untuk menyerang perempuan. Bahkan sempat viral sebuah video yang mempertontonkan seorang pria melemparkan yoghurt ke dua wanita tak bercadar di sebuah toko.

Perubahan cara berpakaian perempuan muslim di Iran terjadi sejak kematian seorang wanita Kurdi, Mahsa Amini (22) dalam tahanan polisi moral, September 2022. Amini sempat ditahan karena diduga melanggar aturan berpakaian. Hal ini memicu wanita Iran membuka cadar dan jilbab, yang pada akhirnya berlangsung hingga saat ini.

Terkait pemasangan kamera pengawas, polisi setempat menjelaskan, hal tersebut bertujuan mencegah perlawanan terhadap hukum jilbab. Karena, perlawanan seperti itu menodai citra spiritual negara dan menyebarkan ketidakamanan.

Adapun warga yang teridentifikasi tidak mengenakan hijab dan berpakaian seksi, selanjutnya akan mendapat peringatan tentang konsekuensinya tidak mengenakan jilbab. Peringatan tersebut akan dikirimkan melalui pesan singkat.

Meski berisiko terhadap penangkapan karena menentang aturan berpakaian wajib, nyatanya masih banyak perempuan terlihat di mal, restoran, toko, dan jalan-jalan di seluruh wilayah Iran.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News