BULAN Ramadhan menjadi bulan yang ditunggu bagi anak-anak kita di rumah. Sebab, di bulan itu mereka bisa bersosialisai dan berteman dengan akrab bersama sahabat-sahabatnya di kala momen seperti usai tarawih atau setelah salat subuh.
Tradisi ini boleh jadi adalah kebiasaan yang juga diteruskan dan pernah kita alami di masa lalu setiap kali bulan Ramadhan.
Mulai dari petasan hingga "perang sarung" pun menjadi keseruan setiap kali bulan Ramadhan singgah.
Namun baru-baru ini, keceriaan itu berubah menjadi petaka, manakala "perang sarung" memakan korban.
Di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, seorang anak terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah salah seorang temannya menyimpan serbuk kayu di dalam sarungnya saat "Perang sarung". Sang anak pun menderita luka serius di mata sebelah kirinya.
Menurut Psikolog Siloam Hospitals Balikpapan, Patria Rahmawaty .S.Psi., M.MPd, kejadian ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat, terutama orang tua untuk lebih mengawasi lingkungan buah hatinya.
Sehingga ia juga mengatakan perlunya pengawasan saat anak bermain atau beribadah.
"Sebenarnya para orang tua sudah menjalankan perannya dengan baik. Hanya saja, di bulan Ramadan ini, ketika anak ke mesjid atau beribadah kalau bisa jangan dibiarkan sendiri. Sebaiknya ada yang mendampingi dari orang yang lebih dewasa, baik orang tua, atau kakaknya," kata Dosen Politeknik Negeri Balikpapan pada Selasa (5/4/2023) lalu.
Bagi Patria, adanya kasus tersebut memang memberikan kekhawatiran berlebih pada masyarakat.
Sehingga, tak jarang orang tua lebih ketat mengawasi bahkan posesif pada anaknya.
Patria mengimbau untuk membimbing dan memberi pemahaman pada anak agar lebih berhati-hati dalam berteman.
"Banyak cara, untuk anak-anak menikmati momen dan ibadah di bulan suci ini. Jadi, kita berikan pemahaman habis beribadah langsung pulang. Juga harus diawasi, baik dari pihak mesjid maupun orang tua," katanya.
Menurut Patria ada beberapa tips yang bisa mendidik si buah hati dalam mengisi kebahagiaan bulan Ramadhan.
1. Dekati anak dan ajak berdiskusi..
Membuat anak mengeluarkan pendapatnya terkait fenomena sosial dan viral yang terjadi sangat penting dilakukan.
2. Ajarkan si buah hati untuk lebih waspada dalam lingkungan pertemanannya.
Peran orang tua sangat penting dalam menanamkan pemahaman terkait menyaring informasi juga lingkungan pertemanan.
3. Ajarkan kepada anak untuk bertanggung jawab.
Memberikan tanggung jawab berupa batasan terkait hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan akan memicu kewaspadaan anak dalam berteman.
KOMENTAR ANDA