@tahmina.aziz
@tahmina.aziz
KOMENTAR

WAJAHNYA eksotik, yang membuatnya mudah dikenali sebagai “bukan orang Amerika”.

Tahmina Aziz adalah seorang jurnalis yang bergabung di CTV News Vancouver, Kanada sejak April 2022. Namun karier sebagai jurnalis televisi telah dia rintis sejak tujuh tahun silam yang menyebabkannya tinggal di empat kota selama empat tahun.

Tahmina memulai kariernya di industri dengan bekerja sebagai produser rekanan untuk CBC News Network di Toronto, kemudian pindah ke Windsor untuk bekerja sebagai jurnalis video di mana liputannya ditayangkan secara nasional.

Dia kemudian membuat langkah besar ke Pantai Barat pada Mei 2021 untuk bekerja sebagai jurnalis multimedia dan pembawa berita pengisi di CHEK News di Victoria.

Tahmina merupakan lulusan University of Toronto dengan gelar Honours Bachelor of Science Degree (High Distinction) Jurusan Psikologi. Dia juga menerima diploma dalam Broadcast Journalism dari Seneca@York dengan status High Honours yang mengagumkan.

Meski mengaku berjiwa Torontonian, Tahmina merangkul Vancouver sebagai rumah barunya. Saat dia sedang tidak bertugas meliput peristiwa, Tahmina akan menjelajahi kota, memotret, dan menikmati makanan luar biasa yang ditawarkan kota tersebut.

Ia adalah seorang penikmat burger dan sushi, pendengar musik akhir 90-an hingga wal 2000-an, juga olahraga. Satu lagi, dia tergila-gila pada lipstik merah. Deretan foto di laman media sosial Tahmina memang dipenuhi berbagai posenya dengan lipstik merah merona.

Menjadi seorang jurnalis televisi yang kerap tampil untuk berita pagi, Tahmina menikmati setiap proses pekerjaannya. Dia juga aktif membuat konten di media sosial, mulai dari membagikan aktivitasnya sehari-hari hingga membuat video behind the scene saat meliput sebuah peristiwa.

“Saya terus berkata pada diri sendiri bahwa saya pasti baik-baik saja,” ungkapnya tentang suka-duka menjalani perjalanan kariernya.

Tentang karakter pribadinya, pemilik kucing bernama Lulu ini mengaku ia adalah sosok yang bisa diandalkan, kreatif, dan keras kepala. Karakter yang menurutnya ‘bermanfaat’ dalam kariernya sebagai jurnalis.

Berdarah Afghanistan, Tahmina tak pernah berusaha menyembunyikan identitasnya. Dia bahkan bersuara keras tentang kebebasan pers di tanah leluhurnya sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di negara tersebut pada 2021.

Ia mengkritik bagaimana jurnalis ‘dibungkam’ untuk melaporkan topik yang menghina kepribadian nasional dan bertentangan dengan Islam. Ia pun menyesalkan mengapa jurnalis dipaksa berkoordinasi dengan Pusat Media dan Informasi Pemerintah saat peliputan.

Tahmina mengutip pernyataan International Federation of Journalists bahwa berbagai peraturan Taliban terkait pers ditafsirkan sebagai sensor siaran yang sewenang-wenang dan membatasi kebebasan pers.

Demikian pula dengan dilarangnya anak-anak perempuan Afghanistan untuk bersekolah di sekolah menengah dan universitas. “Kita semua berduka bahwa generasi berotak brilian harus dicabut haknya dari mendapatkan pendidikan,” tegasnya.




Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Sebelumnya

Nicke Widyawati Masuk Fortune Most Powerful Women 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women