MEMASUKI minggu-minggu akhir bulan Ramadhan, warga biasanya mempersiapkan banyak hal jelang hari raya Idul Fitri. Pusat-pusat perbelanjaan pun mulai ramai diserbu warga.
Fenomena itu menjadi kesempatan bagi pelaku usaha parkir ilegal. Akibatnya selain menimbulkan kemacetan, warga yang ingin berbelanja pun kerap menerima kerugian akibat tarif parir yang tak masuk akal.
Tanah Abang misalnya, pasar tersebut akan mengalami lonjakan transaksi pada mingu-minggu seperti ini. Akibat tumpahnya pembeli, arus lalu linta pun macet karena parkir liar. Dari pantauan Farah.id, sejumlah akses menuju Pasar tanah abang mulai disemuti warga yang ingin mempersiapkan perayaan Iedul Fitri.
Warga berbondong-bondong secara masif hadir ke Tanah Abang. Tak hanya warga Jakarta, warga dari Kota-kota Penyangga, bahkan luar provinsi pun mengerubungi Pasar Tanah Abang.
Jalanan pun seketika macet. Hal itu dikarena warga yang ingin berbelanja di Tanah Abang tidak menggunakan fasilitas parkir yang disediakan baik pengelola pasar ataupun gedung-gedung di sekitar pasar Tanah Abang. Warga lebih memilih untuk menitipkan kenderaannya kepada juru parkir liar yang menjadikan jalan umum sebagai lahan parkir dadakan.
"Tidak apa-apa, parkir di gedung susah. Proses masuk dan keluarnya lama. Begini lebih baik, lebih cepat," kata Kiki, seorang warga yang menggunakan jasa parkir dadakan.
Kiki tidak menampik kemacetan yang akan terjadi akibat ulahnya itu.
"Tapi mau gimana lagi? Sebelum kita, memang sudah ada parkir di situ. Sebagai warga kita cari mudahnya aja. Parkir di lahan yang sudah ditentukan justru merepotkan," kata Kiki kepada Farah.id, Minggu (9/4/2023).
Melihat aji mumpung ini, para pelaku parkir liar pun menaikkan tarif parkir.
"Ya, tadi tarifnya Rp.10 ribu. Mahal sih, tapi kan ngga ribet. Kita belanja kan sambil puasa. kalau parkir, antre panjang. Bikin kesal," demikian Kiki.
KOMENTAR ANDA