KOMENTAR

MENYIKAPI fenomena naiknya angka kasus diabetes pada anak di sejumlah kota di Tanah Air, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengimbau pemerintah membatasi iklan junk food untuk menekan angka diabetes anak.

Selain itu, dr. Piprim juga mendorong produsen makanan dan minuman untuk mencantumkan kandungan karbohidrat dalam kemasan produk minuman manis, biscuit, susu, atau kue yang umumnya disukai anak-anak.

Menurut dr. Piprim, kemasan produk juga harus menyertakan peringatan bahwa mengonsumsi berlebihan dapat menyebabkan diabetes.

Tiga cara tersebut harus dilakukan demi membatasi konsumsi gula harian anak agar kurang dari 24 gram. Dan pemerintah bisa melakukannya jika memang ingin menyelamatkan lebih banyak anak Indonesia dari diabetes.

Selain tiga langkah pencegahan di atas, dr. Piprim juga mengimbau pemerintah untuk menyediakan insulin dan alat pemeriksaan—termasuk alat pemeriksaan gula darah mandiri untuk para pasien diabetes melitus tipe 1. Pemeriksaan dibutuhkan untuk mendeteksi lebih cepat adanya diabetes dalam tubuh anak-anak.

Dalam 13 tahun terakhir, angka kasus diabetes anak meningkat 70 persen. Saat ini, Data IDAI menyebutkan ada sekitar 1645 pasien diabetes anak di seluruh Indonesia.

Data tersebut diperoleh dari 15 kota di Tanah Air, termasuk Medan, Palembang, Jakarta, dan Surabaya. Data IDAI mencatat laporan kasus paling banyak terjadi di kota Jakarta dan Surabaya.

Angka tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah jika tidak ada sinergi berbagai elemen untuk menekan angka kasus diabetes pada anak.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health