MEMILIKI toxic relationship, siapa pun tentu tidak menginginkannya. Namun dalam banyak kasus, banyak perempuan yang seolah tidak berdaya untuk keluar dari hubungan beracun sekalipun dia telah menjadi korban kekerasan.
Jika kita memiliki anggota keluarga atau teman yang menjadi korban kekerasan, khususnya dalam sebuah hubungan, inilah yang dapat kita lakukan untuk menolong mereka dari kacamata psikolog.
Tidak menyalahkan korban
Jangan pernah mengatakan bahwa dia salah, bodoh, lemah, dan semua kondisi yang dia rasakan sekarang adalah kesalahannya. Sudah cukuplah dia menjadi korban kekerasan verbal, fisik, maupun seksual, jangan sampai dia ikut menyalahkan dirinya sendiri (self-blame) yang akan lebih mengganggu kondisi mentalnya.
Jadilah pundak untuk bersandar
Seorang korban kekerasan sudah merasa hancur, jadi tak perlu rasanya dia mendengar berbagai nasihat yang tanpa disadari bisa menyudutkannya. Cukuplah kita menjadi shoulder to cry on baginya.
Jadilah pendengar terbaik dan orang yang bisa memberikan pelukan terhangat saat dia merasa rapuh. Itu akan menenangkan batinnya.
Menjaga dan melindungi
Ketika korban kekerasan tidak sanggup melindungi dirinya sendiri dari pelaku, bahkan dia kembali dan kembali lagi di sisi pelaku, maka kita dapat bekerja sama dengan anggota keluarga untuk menyediakan safe house untuknya.
Jika dia belum bisa merasa nyaman untuk tinggal di tempat asing (misalnya rumah aman yang disediakan Kementerian PPPA, Komnas Perempuan, dan komunitas perempuan lain), kita dapat mencari rumah kerabat yang diyakini aman. Pastikan keberadaannya diketahui oleh Ketua RT setempat.
Me-recharge kepercayaan diri
Ketika mengalami kemunduran secara psikis, ada beberapa orang yang sangat sulit untuk bangkit. Karena itulah kita mesti cerdas untuk membantu teman kita agar bisa melewati masa sulitnya sebaik mungkin.
Jangan berharap proses pemulihan trauma bisa berjalan secepat yang kita mau. Yang terpenting adalah kita tak boleh lelah meyakinkan teman kita bahwa dia adalah perempuan berdaya. Bahwa semua orang pernah melakukan kekeliruan, tapi bukan berarti kekeliruan itu tidak bisa diperbaiki dan digantikan dengan kebaikan.
Menemaninya menemui psikolog
Meminta bantuan profesional adalah sebuah langkah pemulihan trauma yang cerdas. Jika kita tidak memiliki latar belakang psikologi atau tidak pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan menangani psikis korban kekerasan, lebih bijak untuk menemaninya menemui psikolog.
Katakan kepada teman, psikolog adalah sahabat dengan pengetahuan kognitif dan ‘mantra ajaib’ yang bisa membuatnya merasa lebih tenang, nyaman, dan aman memandang hidup.
KOMENTAR ANDA