KOMENTAR

NAMA Nurul Zuriantie Shamsul menjadi terkenal setelah ia berhasil meraih peringkat kelima dalam ajang Miss Universe New Zealand 2018. Bukan tanpa alasan namanya mencuat, karena Nurul menjadi perempuan berhijab pertama yang menjadi finalis Miss Universe New Zealand.

Nurul adalah perempuan berdarah Malaysia-Indonesia. Meskipun ia bukan Muslimah berhijab pertama yang mengikuti ajang Miss Universe—Halima Aden mengikuti Miss Minnesota 2016 dengan hijab dan burkini, tetap saja namanya tercatat dalam sejarah. Media Malaysia ramai-ramai menawarinya wawancara untuk membagikan kisah inspiratifnya ke perempuan muda di sana.

“Banyak gadis Muslim takut memakai hijab karena kemungkinan terjadi pelecehan. Saya harap dengan memakai hijab di kompetisi ini, saya dapat menunjukkan rasa percaya diri. Tidak apa-apa memakai hijab, kamu akan tetap terlihat cantik dengan hijab,” ujar Nurul mengomentari keikutsertaannya di ajang Miss Universe New Zealand.

Menariknya, pemotretan untuk keperluan Miss Universe New Zealand itu dilaksanakan bertepatan dengan bulan suci Ramadan kala itu. Nurul berusaha tubuhnya tetap terhidrasi dengan baik dan yakin untuk tidak pingsan selama pemotretan.

Nurul kini menggenggam gelar Sarjana Ilmu Sosial untuk Psikologi dan Kebijakan Sosial Universitas Waikato. Ia adalah yang pertama berkuliah di keluarganya. Itu jelas berbeda dari Nurul kecil yang pertama kali tiba di Morrinsville pada usia lima tahun.

“Saya ingat pertama kali tiba di New Zealand, itu benar-benar berbeda. karena saya sama sekali tidak tahu bagaimana berbicara bahasa Inggris. Ketika saya mendaftar ke sekolah di pedesaan, saya adalah satu-satunya orang Asia.”

Nurul dibesarkan di sebuah rumah pertanian merah muda berlantai dua dan bekerja di pabrik daging Halal lokal untuk mendapatkan uang saku selama liburan sekolah.

Dia dianggap sebagai pemimpin di sekolah menengahnya, Morrinsville College, yang sudah terkenal dengan mantan siswa lainnya; Perdana Menteri Jacinda Ardern.

Nurul memilih mengenakan hijab di depan umum tahun 2015 dan mengatakan keluarganya tidak pernah memaksakan. “Islam benar-benar tumbuh dalam diri saya dan hati saya.”

Tapi mengapa mengikuti kontes kecantikan?

“Saya menonton video grand final dan berpikir apa yang akan terjadi jika saya masuk Miss Universe New Zealand?” ungkapnya seperti dilansir RNZ.

Apa yang terjadi adalah periode refleksi diri yang mendalam.

Dia menggambarkan dirinya sebagai seorang feminis Islam.Ia mempertanyakan apakah kontes kecantikan bertentangan dengan keyakinannya dan fatwa Al Qur’an untuk menutupi tubuh menjadi begitu sederhana. Pada akhirnya Nurul mengambil keputusan.

“Saya berharap dapat mematahkan stereotip itu, dan saya berharap dapat memberi pandangan positif tentang Islam,” ujarnya.

Kepala Sekolah John Inger tidak percaya ketika mendengar tentang keputusan Nurul untuk bersaing di Miss Universe New Zealand.

“Saya harus mengatakan bahwa saya sangat terkejut. Bukannya dia tidak cantik, karena dia memiliki sifat yang paling cantik, tapi saya kira konsep saya tentang Miss Universe berbeda dari yang sebenarnya.”

Sementara bagi Jack Yan dan Nigel Godfrey, co-director Miss Universe Selandia Baru sejak 2012, ini tentang merombak budaya kontes. “Dia hijabi pertama di kompetisi ini,” kata Jack, “Tapi itu bagian dari keragaman yang kami miliki dari Miss Universe Selandia Baru.”

Menurut Jack, Nurul berhasil menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan media tentang arti menjadi perempuan muslim berhijab.

Nurul juga ingin membalikkan budaya kecantikan luar dalam.“Saya berharap untuk mengubah arti cantik, jadi tidak eksternal. Kecantikan fisik selalu memudar, tetapi kecantikan batin itu penting. Perempuan dan anak perempuan mereka perlu mengetahui harga diri mereka.”




Perempuan Melek Literasi Keuangan Berperan Besar dalam Membangun Ekonomi Keluarga dan Negara

Sebelumnya

Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women