Penonton menjadi 'pagar' pembatas lapangan sepak bola amatir/ Al Jazeera
Penonton menjadi 'pagar' pembatas lapangan sepak bola amatir/ Al Jazeera
KOMENTAR

PERTANDINGAN final Liga Ramadan ditontong langsung oleh banyak penggemar sepak bola yang berbaris rapi di empat sisi lapangan pasir sederhana di kamp pengungsi Rafah, titik paling selatan di Jalur Gaza. Liga Ramadan adalah liga sepak bola paling populer, seperti dilaporkan Al Jazeera.

Final liga tahun ini berlangsung antara Rail Stars vs Tadamon. Para pemain sepak bola amatir di Jalur Gaza telah berjuang keras untuk mencapai final dengan melawan rasa lapar dan dahaga untuk bisa sampai di posisi finalis.

Penduduk kamp pengungsi Rafah yang berjumlah lebih dari 12.000 orang menantikan pertandingan sepak bola setiap Ramadan. Kegembiraan mereka meluap saat lapangan dihaluskan dan tim mengumumkan barisan mereka.

Para pemain juga menantikan pertandingan Liga Ramadan, karena ini telah menjadi kesempatan tahunan bagi beberapa dari mereka untuk dilihat oleh pencari bakat.

Ini bahkan mungkin bukan lapangan sesuai standar peraturan sepak bola, tapi ini adalah lapangan yang bagus, yang menjadi ruang di mana pemain dan penonton dapat mengeluarkan tenaga.

Pertandingan tersebut memang tidak tergolong profesional, mengingat penggemar bersemangat untuk duduk di atas pasir dan sejumlah pemain memilih bermain bola tanpa alasa kaki atau dengan kaus kaki.

Seorang komentator pertandingan berdiri di antara penonton dengan catatan di tangannya, komentarnya menjadi perhatian para penonton.

Lapangan itu sendiri berada di situs jalur kereta api Mesir-Palestina lama, yang telah memunculkan beberapa nama tim, seperti Rail Stars.

“Lapangan ini lebih populer daripada banyak stadion lainnya, ini adalah taman bermain bagi para pengungsi. Kami sudah bermain di sini sejak masih anak-anak,” kata Ahmed el-Loulahy, yang bermain untuk klub Khadamat Rafah.

Liga Ramadan adalah bagian dari Ramadan seperti halnya tradisi lain yang dipraktikkan orang. Namun diketahui bahwa Rafah secara khusus dikenal sebagai inkubator untuk bakat sepak bola Palestina dan puluhan bintang sepak bola Palestina pernah bermain di turnamen.

Ini adalah kesempatan bagi para pemain untuk memberi tahu dunia tentang keterampilan mereka dengan harapan mereka dijemput oleh salah satu klub, seperti Rafah Youth. Dan pada saat yang sama, ini adalah jalan keluar bagi para pemain yang tidak dapat datang ke klub untuk bermain di hadapan penonton mereka.

Saat peluit akhir dibunyikan, diumumkan bahwa Rail Stars menang 2-1 atas Tadamon. Para penggemar yang gembira membanjiri lapangan untuk merayakan pahlawan mereka dan waktu berharga di mana mereka dapat menikmati permainan yang memukau.




Yayasan Jantung Indonesia Konsisten Dorong Gaya Hidup Sehat, Salah Satunya Lewat Olahraga Beladiri MMA

Sebelumnya

Kelezatan Kue Wajik yang Tak Lekang oleh Waktu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon