Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

PERMAINAN di layar elektronik seperti Game Online atau Play Station bila penggunaan dan penerapannya tepat dapat memberikan dampak positif pada anak, bahkan dapat dirancang khusus sebagai media pembelajaran yang efektif bagi perkembangan kognitif, motorik maupun sosial-emosional. 

Namun, tentu saja ada bahaya yang mengintai jika anak tidak didampingi dan diawasi oleh orang tua. Anak dapat kecanduan dan bahaya-bahaya lainnya yang didapat jika dimainkan tidak sesuai umur.

Inilah pentingnya pengawasan orang tua dalam mengawasi anak agar tidak asal mengunduh atau membeli kemudian memainkan game online secara sembarangan.

Dikutip dari Instagram komnas anak oleh Dunia Anak Indonesia pada 1 Novembe 2022, Bahwa ada 5 rating game yang perlu diketahui sesuai usia anak:

- eC (Early Childhood), diperuntukkan usia lebih dari 3.

- E (Everyone), Diperuntukkan usia lebih dari 6 dan harus tetap dengan pengawasan orang tua. Biasanya mengandung unsur kekerasan ringan.

- AO (Adult Only), diperuntukkan untuk usia di atas 21 tahun. Mengandung unsur pornografi dan kekerasan seksual.

- T (Teen), mengandung unsur bahasa kasar, humor kasar, visual darah, aksi heroik yang terkait kekerasan dan percintaan.

- M (Mature), orang tua dilarang mengizinkan anak mengunduh game untuk orang dewasa. Mengandung unsur kekerasan, banyak mengandung visual pembunuhan dan darah, bahasa kasar, eksploitasi seksual, dan percintaan.

Klasifikasi ini menjadi sangat penting, karena prinsipnya berbagai pihak di sekeliling anak wajib bertanggung jawab terhadap pengaruh teknologi.

Lantas berapa batas waktu maksimal anak memainkan game sesuai usianya?

American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan anak-anak di bawah usia 18 bulan menggunakan gadget dan mengakses game melalui gadget.

Lalu, ketika usia anak sudah di atas 18 bulan hingga 2 tahun, baru diperkenankan mengakses tontonan aplikasi beberapa menit asalkan didampingi orang tua. Kemudian, untuk anak 2-5 tahun dan di atas itu para ahli merekomendasikan 1 jam saja memainkan gadget.

Berikut takarannya:

  1. Usia 0 – 1,5 tahun: hindari gadget, kecuali untuk video call dengan kerabat terdekat.
  2. Usia 1,5 – 2 tahun: hanya program berkualitas tinggi dan edukatif, serta adanya pendampingan.
  3. Usia 2 – 5 tahun: 1 jam per hari dengan pendampingan.
  4. Usia 6 tahun ke atas: tentukan batas waktu yang konsisten dan jenis media yang digunakan.

Risiko negatif akan menghantui anak kala ia mengalami adiksi terhadap gadget dan game, antara lain sulit berkonsentrasi atau tidak punya teman karena terfokus pada dunia game.

Risiko adiksi terhadap gadget yang biasanya dikeluhkan orang tua, anak susah konsentrasi, tidak punya teman di sekolah, itu seakan sudah biasa tapi efeknya luar biasa berat untuk anak.

Jadi, mulai batasi penggunaan gadget dan awasi setiap game yang dimainkan anak. Pastikan anak hanya bermain dengan gadgetnya sesuai porsi waktu yang telah ditetapkan. Sebab bagaimanapun, mengembangkan potensi motorik anak lebih baik dilakukan dengan sentuhan langsung, bersama lingkungan sekitar.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting