Ilustrasi gerhana matahari/Net
Ilustrasi gerhana matahari/Net
KOMENTAR

MASYARAKAT Indonesia akan disajikan sebuah fenomena alam yang luar biasa di bulan Ramadan tahun ini. Gerhana matahari hibrida, merupakan fenomena gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari cincin yang terjadi berurutan dalam satu fenomena gerhana.

Kejadian alam yang akan berlangsung pada 20 April 2023 ini dapat disaksikan dengan pemandangan berbeda, tergantung dari lokasi pengamat. Hal yang langka ini disebabkan oleh kelengkungan bumi.

Majelis Tarjh dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan, Kamis (20/4), 29 Ramadan 1444 H gerhana total melintasi kawasan pulau Kisar Maluku Barat hingga Kabupaten Biak Numfor Papua Barat. Kawasan lainnya di Indonesia dilintasi gerhana sebagian kecuali wilayah Banda Aceh dan Sabang.

Sehubungan dengan peristiwa gerhana matahari tersebut, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah untuk melaksanakan ibadah salat gerhana matahari (salat khusuf), memperbanyak doa, zikir, dan sedekah serta melakukan pengamatan gerhana menggunakan alat yang dimiliki.

Tuntunan salat gerhana

Islam mengajarkan bahwa gerhana matahari dan b ulan adalah peristiwa astronomi yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah, tidak ada kaitannya dengan nasib buruk seseorang atau suatu negara.

Peristiwa itu harus disikapi secara ilmiah dan dituntunkan untuk berzikir melalui salah gerhana.

Dari Aisyah (diriwayatkan) ia berkata: Pernah terjadi gerhana matahari, lalu Rasulullah Saw memerintahkan seseorang menyerukan as-salatu jami’ah. Kemudian orang-orang berkumpul, lalu Rasulullah Saw salat, mengimami mereka.

Beliau bertakbir, kemudian membaca tasyahud, kemudian mengucapkan salam. Sesudah itu ia berdiri di hadapan jamaah, lalu bertahmid dan memuji Allah, kemudian bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Oleh karena itu, apabila yang manapun atau salah satunya mengalami gerhana, maka segeralah kembali kepada Allah dengan zikir melalui salat.

Salat gerhana dilaksanakan pada saat terjadi gerhana sampai dengan usai gerhana. Orang yang dapat mengerjakan salat adalah mereka yang mengalami gerhana atau berada di Kawasan yang dilintasi gerhana.

Adapun urutan tata cara salat gerhana adalah sebagai berikut:

  1. Imam menyerukan as-salatu jami’ah.
  2. Takbiratulihram, lalu membaca surat al-Fatihah dan surat panjang dengan Jahar.
  3. Rukuk, dengan membaca tasbih yang lama.
  4. Mengangkat kepala dengan membaca sami’allahu li man hamidah, makmum membaca rabbana wa lakal-hamd.
  5. Beridir tegak, lalu membaca al-Fatihah dan surah panjang, tapi lebih pendek dari yang pertama.
  6. Rukuk, sambal membaca tasbih yang lama, tetapi lebih singkat dari yang pertama.
  7. Bangkit dari rukuk dengan membaca sami’allahu li man hamidah. Makmum membaca rabbana wa lakal-hamd.
  8. Sujud.
  9. Duduk di antara dua sujud.
  10. Sujud.
  11. Bangkit.
  12. Salam

Setelah salat, imam berdiri menyampaikan khutban satu kali, berisi nasihat serta peringatan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah, serta mengajak memperbanyak istigfar, sedekah, dan berbagai amal kebajikan.

Demikianlah tentang salat gerhana dan gerhana matahari Hibrida. Semoga tuntunan salat gerhana ini bisa menjadi manfaat.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News