SERINGKALI orang tua tidak menyadari bahwa Si Kecil mengalami anemia. Sebagian justru menilai bahwa anaknya memiliki kulit putih. Padahal, putih dari kulit Si Kecil begitu pucat dan merupakan gejala anemia yang paling mudah ditemukan. Bisa juga dilihat dari kelopak mata, bibir, telapak tangan, atau dasar kuku.
Pucat atau anemia merupakan manifestasi klinis akibat rendahnya kadar hemoglobin atau kurangnya jumlah sel darah merah pada tubuh. Mengapa anak bisa menderita anemia, begini penyebabnya:
- Telah terjadi pembentukan sel darah merah yang tidak mencukupi (tidak adekuat).
- Terlalu banyak sel darah merah yang mengalami penghancuran atau rusak.
- Dan, kehilangan darah akibat perdarahan.
Selain pucat pada sejumlah bagian tubuh, anemia pada anak juga bisa dilihat dari anak yang sering mengantuk, lesu, mudah lelah, sering mengeluh pusing, atau sulit berkonsentrasi.
Mengutip Klik Dokter, dr M Dejandra Rasnaya menjelaskan bahwa anemia merupakan sebuah kondisi yang terjadi ketika jumlah sel darah merah sehat atau hemoglobin tidak mencukupi untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.
Penyebab anemia anak
Tubuh anak secara sengaja atau tidak, menghancurkan atau kehilangan (dari perdarahan) terlalu banyak sel darah merah, yang membuat jumlah hemoglobin tidak mencukupi. Hemoglobin merupakan protein di dalam sel darah merah yang memungkinkannya membawa oksigen ke seluruh sel di dalam tubuh dan membuang karbondioksida.
Pada anak-anak, anemia dapat menimbulkan beberapa gejala seperti berikut:
- Anak terlihat pucat, baik pada wajah, kelopak mata, maupun kuku. Anak juga menjadi rewel, mudah lelah, lesu, dan lemas.
- Anak bisa juga mengalami sesak napas dan jantung berdebar, tangan dan kaki pun bengkak. Pada bayi baru lahir, dapat terlihat kuning meskipun tidak semua bayi baru lahir yang kuning mengalami anemia hemolisis.
- Bertingkah aneh, seperti memakan benda aneh (pica). Hal ini tidak membahayakan, kecuali anak memakan sesuatu yang bersifat toksik, seperti cat timbal. Biasanya, gejala pica ini akan sembuh dengan sendirinya setelah anemia akibat kekurangan zat besi diatasi dan seiring pertumbuhan anak menjadi lebih dewasa.
Mencegah dan mengatasi anemia anak
Anemia yang disebabkan oleh gangguan nutrisi, seperti kekurangan zat besi dan vitamin lainnya, sangat mudah dicegah. Pastikan anak mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan mengikuti saran berikut:
- Hindari memberikan susu sapi hingga anak 12 bulan.
- Berikan MPASI yang mengandung zat besi, seperti sereal.
- Bila memberikan susu formula, pilih yang mengandung tambahan zat besi. Bila anak sudah cukup besar dan dapat makan sesuai makanan orang dewasa, pastikan ia memakan makanan yang mengandung zat besi.
- Zat besi dapat ditemukan di telur, daging merah, kentang, tomat, dan sayuran hijau. Tambahkan jeruk (jus, buah) atau makanan yang mengandung vitamin C lainnya untuk membantu penyerapan zat besi.
Anak yang anemia juga cenderung memiliki denyut nadi yang lebih cepat dibanding anak normal. Pada anemia akibat kekurangan zat besi seringkali disertai perubahan sikap anak menjadi lebih iritabel dan gangguan fungsi sosial sehingga mengalami masalah dalam pergaulan dengan teman-temannya.
KOMENTAR ANDA