Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno/Net
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno/Net
KOMENTAR

KEGANASAN Arcturus tidak main-main. Jelang libur Lebaran, kasus COVID-19 di dua negara tetangga Indonesia, Malaysia dan Singapura, tercatat naik secara signifikan.

Data Kementerian Kesehatan Malaysia terbaru mencatat jumlah kasus COVID-19 dikonfirmasi naik 87,5% dalam 14 hari (hingga 8 April 2023). Selama periode itu, jumlah pasien rawat inap juga naik 30,5%.

Begitu pula dengan angka kematian akibat COVID-19 naik 25%, dengan jumlah kasus aktif secara nasional adalah lebih dari 13ribu.

Nasib yang sama juga terjadi di Singapura, di mana kasus infeksi harian melonjak dari sekitar 1.400 pada bulan lalu, menjadi sekitar 4.000 kasus per hari pada pekan lalu.

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung menyebut, sekitar 30% kasus positif merupakan reinfeksi. Hal tersebut lebih tinggi dari proporsi 20% hingga 25% selama gelombang sebelumnya.

“Virus ini endemik, artinya selalu beredar di masyarakat. Dalam situasi seperti itu, yang mendorong gelombang lokal kita bukanlah infeksi impor, tetapi infeksi ulang dari individu yang ada di masyarakat,” kata Ong.

Lalu, bagaimana Indonesia menanggapi ini?

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengimbau para traveler untuk mengutamakan liburan di dalam negeri saja. Hal ini mengingat Indonesia sudah ‘terkepung’ varian baru Omicron XBB.1.16. Apalagi, sudah ada dua kasus positif, di mana salah satunya berasal dari perjalanan luar negeri.

“Khusus wisatawan Indonesia, liburan di negeri sendiri saja. Itu paling benar, karena kasus COVID-19 di sini terkendali dan destinasi kita juga semakin mantap,” kata Sandiaga.

Walau demikian, Menparekraf tidak melarang masyarakat yang ingin bepergian ke dua negara tersebut, baik Malaysia maupun Singapura, dan negara-negara lainnya. Hanya saja, persiapkan imunitas dengan baik. Jangan sampai sepulang dari berlibur justru membawa penyakit kembali ke Indonesia.

“Jika memang harus ke Malaysia dan Singapura, maka betul-betul ditaati prokesnya dengan ketat, karena kedua negara itu sudah membebaskan penggunaan masker. Jangan sampai kita bawa varian baru sepulang berlibur,” tegas Sandi.

Jadi Sahabat Farah, perhatikan dengan betul protokol kesehatan, jangan abai dan jangan sampai menularkan orang lain. Ingat, kita sedang menanti pandemik menghilang dari Indonesia, agar semakin leluasa beraktivitas.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News