Heart to Heart bersama Dewi Sandra dan Citra Damayanti Agus yang digagas Wardah, beberapa waktu lalu/Istimewa
Heart to Heart bersama Dewi Sandra dan Citra Damayanti Agus yang digagas Wardah, beberapa waktu lalu/Istimewa
KOMENTAR

AL-QUR'AN adalah kitab suci umat Islam yang membacanya merupakan ibadah. Seorang muslim yang membaca Al-Qur’an, dijanjikan akan mendapat pahala meskipun dia tidak mengetahui atau memahami arti dan maknanya sekalipun. Bahkan, seorang muslim yang hanya mendengarkan bacaan Al-Qur’an pun tetap dicatat sebagai ibadah dan akan memperoleh pahala. 

Begitu besarnya manfaat membaca Al-Qur’an, sehingga amaliyah ini sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara rutin oleh umat Islam, baik anak-anak, remaja dan lebih-lebih orang tua. Membaca Al-Qur’an dapat dilakukan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan saling menyimak (sema’an).

Namun, bagaimana dengan orang-orang yang tidak bisa melihat bacaan Al-Qur’an? Seperti hal nya Citra Damayani Agus yang tiba-tiba saja kehilangan cahaya saat dirinya belum sepenuhnya memahami bagaimana membaca Al-Qur’an yang baik.

Penglihatan Citra memang berangsur hilang, tetapi ia tidak kehilangan semangat untuk terus belajar ilmu agama. Kemudian, dia membangun Komunitas Belajar Qur’an Braille Malang dan menaungi kawan tuna netra yang hendak mengenal Al-Qur’an.

Pengertian Al-Qur'an Braille sendiri dari situs Lajnah Kementerian Agama RI merupakan salah satu varian Mushaf Standar Indonesia yang ditulis menggunakan simbol huruf braille diperuntukkan kepada mereka para teman tunanetra.

“Karena kegelapan, yang kita punya hanya hitam, pastinya dekat (dengan Allah) karena tidak ada yang terlihat lagi. Jadi, mengadu kepada Allah merupakan bagian sehari-hari. Allah merupakan tempat mengadu kala hidup hanya dipenuhi dengan kegelapan,” kata Citra dalam bincang Heart to Heart bersama Dewi Sandra, yang digagas Wardah beberapa waktu lalu. 

Keterbatasan dalam melihat, menurutnya bukanlah penghalang untuk dekat dengan Allah. Apalagi, rasa rindu yang sangat besar membuatnya semakin giat belajar membaca Al-Qur’an.

Al-Qur’an merupakan sebuah petunjuk dan cahaya dalam kegelapan. Inilah yang menjadi motivasi Citra membentuk komunitas ini. 

“Mulai dari itu, kita terus melangkah. Walaupun tidak bisa melihat, bukan berarti tidak bisa apa-apa. Itu satu-satunya yang menjadi petunjuk terang jalan kami. Saya yakin, tidak mungkin selalu gelap,” demikian Citra.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women