Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

KOMNAS Perempuan mencatat, sepanjang 2021 hingga 2022 telah terjadi peningkatan angka pengaduan langsung kekerasan terhadap perempuan, dari 4.322 kasus di 2021 hingga 4.371 di 2022. Data pengaduan itu dibagi menjadi 3 ranah, yaitu personal (2.098 kasus), publik (1.276 kasus), dan negara (68 kasus). Dari jumlah ini dapat disimpulkan, per hari terjadi 17 kasus kekerasan terhadap perempuan.

Berbicara tentang kekerasan terhadap perempuan yang banyak terjadi pada rumah tangga (KDRT), anak menjadi korban yang perlu diberikan perhatian khusus, terutama dari sisi psikologisnya. Anak yang sering melihat bahkan menjadi korban KDRT, baik fisik maupun verbal, akan memiliki masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, hingga post traumatic stress disorder (PTSD)

Lantas, bagaimana cara menyelamatkan psikologi anak korban kekerasan rumah tangga?

Terapi Emosional

Terapi ini dapat membantu mengatasi ketegangan emosional dan trauma hidup di lingkungan yang tidak sehat. Jika orang tua memerlukan bantuan profesional untuk mengatasi trauma yang disebabkan KDRT, segera tanyakan pada psikolog.

Berbicara dengan anak tentang ketakutan

Biarkan mereka tahu bahwa peristiwa ini bukan kesalahan siapapun. Pelajari lebih lanjut tentang cara mendengarkan dan berbicara dengan anak tentang hubungan yang sehat dan tidak. Hal ini akan membantu mereka untuk mengetahui seperti apa hubungan yang baik.

Bicarakan tentang batasan

Biarkan anak tahu bahwa tidak ada yang berhak menyentuh atau membuat mereka merasa tidak nyaman, termasuk anggota keluarga, guru, pelatih, atau figur otoritas lainnya. Jelaskan juga bahwa dia tidak berhak menyentuh tubuh orang lain. Dan jika seseorang menyuruhnya berhenti, ia harus segera melakukannya.

Bantu anak menemukan sistem pendukung selain orang tua

Sistem pendukung yang dapat diandalkan bisa konselor sekolah, profesional kesehatan mental, atau orang dewasa tepercaya lainnya yang dapat memberikan dukungan berkelanjutan.

Bawa anak menemui bantuan profesional

Terapi perilaku kognitif adalah jenis terapi bicara atau konseling yang dapat bekerja sangat baik untuk anak-anak yang mengalami atau menyaksikan KDRT. Terapi tersebut sangat membantu anak dengan kecemasan atau masalah kesehatan mental lainnya sebagai akibat dari trauma.

Selama terapi perilaku kognitif, psikolog akan merawat anak dengan mengubah pikiran negatif menjadi lebih positif. Psikolog juga dapat membantu anak mempelajari cara-cara sehat untuk mengatasi stres.

Pendekatan emosional menjadi hal terpenting untuk mengurangi traumatik pada anak yang mengalami atau melihat KDRT.




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family