Dok. IFC
Dok. IFC
KOMENTAR

EFI Afifah, siswa tata busana kelas 12 di SMK NU Banat Kudus mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional. Pemenang runner-up Modest Young Designer Competition (MYDC) 2023 itu berkesempatan untuk mengikuti ajang pekan mode bergengsi di Hong Kong.

Karya Efi dipamerkan dalam exhibition dan fashion show di perhelatan Hong Kong Fashion Week yang kini berganti nama menjadi Fashion InStyle bertempat di Hong Kong Convention & Exhibition Center pada tanggal 19–22 April 2023.

Terinspirasi dari sea wave (ombak laut), rancangan Efi bertema “Seawav” yang berhasil menjuarai MYDC 2023, dipamerkan dalam exhibition untuk menjaring buyer dari mancanegara.

Untuk fashion show, Efi menghadirkan 6 outfit dalam tema “Sophrosyne” yang bermakna kesederhanaan. Tema tersebut diaplikasikan dalam konsep desain yang dibuat simpel namun terkesan modern, serta menerapkan prinsip sustainable fashion.

Dari segi penggunaan bahan, Efi memanfaatkan lurik, yaitu jenis kain tenun tradisional yang dibuat oleh tangan-tangan terampil para pengrajin tenun. Motif garis yang menjadi ciri khas lurik menjadi sorotan koleksi ini.

Lurik motif garis kombinasi warna hitam-hijau dan hitam-kuning keemasan dipilih Efi untuk dipadukan dengan kain linen terbuat dari tumbuhan rami yang ramah lingkungan. Linen rami dikenal sebagai kain yang kuat, tahan lama, dan memiliki serat benang yang besar dan berpori sehingga nyaman dipakai.

Konsep zero waste fashion turut menjadi perhatian Efi dengan menerapkan teknis potong pola bahan yang memungkinkan sisa potongan bahan dirancang menjadi pakaian. Seluruh potongan bahan memiliki fungsi yang dapat disatukan serta digunakan kembali sehingga tidak meninggalkan limbah tekstil.

Kombinasi bahan lurik dan linen rami tersebut diaplikasikan dalam bentuk inner, skirt, dress, outer, dan sarong. Aksentuasi berupa tali dan obi menjadi penghias koleksi ini.  

Koleksi busana tersebut dilengkapi pula oleh aksesoris tas dan kalung yang terbuat dari bahan perca yang kemudian dikembangkan dengan fabric slashing, yaitu salah satu teknik memanipulasi kain dengan cara menumpukkan beberapa kain lalu memotong satu atau beberapa lapis dari tumpukan kain tersebut, dan meninggalkan satu lapisan paling akhir tetap utuh.

Sejumlah buyer mancanegara tertarik untuk membeli koleksi tersebut dan menjalin transaksi bisnis lebih lanjut, antara lain dari negara Hong Kong, Thailand, China, Maldives (Maladewa), dan Prancis dari brand CSD.

“Tentu saya senang dan bangga mengikuti fashion week berskala internasional di Hong Kong. Saya mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran. Pesan saya, khususnya kepada teman-teman di SMK NU Banat, selalu semangat dan pantang menyerah selama kamu bisa. Kesempatan pasti ada, dan jangan sia-siakan kesempatan tersebut. Harapan saya dapat mempelajari bidang fesyen lebih mendalam dan ingin mengembangkan brand sendiri,” ungkap Efi.

SMK bisa!




Hannie Hananto Bidik Pasar Afrika untuk Wastra Nusantara Go Global

Sebelumnya

Tren Terkini Kecantikan: Perawatan Gigi yang Jadi Sorotan, Terinspirasi dari Senyum Menawan Song Hye Kyo dan Zendaya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga