AKTRIS cantik Marshanda sedang tidak baik-baik saja. Setelah divonis menderita kanker payudara, saat ini diketahui ibu satu anak ini juga menderita inflamasi kronis. Apa penyebabnya?
Baru-baru ini, Marshanda mengungkapkan apa yang sedang terjadi pada kesehatan dirinya. Mengutip chanel YouTube Was-Was, Jumat (12/5), Marshanda mengatakan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.
“Kalau ditanya bagaimana kondisi aku, bisa dibilang tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Saat ini, aku sedang ditangani oleh beberapa dokter ahli,” aku pemilik nama lengkap Andriani Marshanda ini.
“Kalau kondisi penyakit itu, akua da beberapa diagnosis. Inflamasi kronis, itu tuh larinya bisa ke mana-mana. Risikonya tinggi, ya, bisa ke diabetes, bisa ke autoimun, bisa ke serangan jantung,” lanjutnya.
Lalu, mengapa kondisi ini bisa terjadi?
Healthline menulis, inflamasi atau peraadangan mengacu pada proses tubuh melawan hal-hal yang membahayakan, seperti infeksi, cedera, dan racun, dalam upaya untuk menyembuhkan diri sendiri.
Ketika sesuatu merusak sel, tubuh melepaskan bahan kimia yang memicu respon dari system kekebalan. Respon itu meliputi pelepasan antibodi dan protein, serta peningkatan aliran darah ke area yang rusak.
Dalam kasus inflamasi akut, seperti luka di lutut atau pilek, seluruh proses biasanya berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari. Dan inflamasi kronis terjadi ketika respon ini tetap ada, sehingga membuat tubuh terus-menerus berada pada fase ‘waspada’.
Peradangan kronis ini tentu berdampak negative, utamanya pada jaringan dan organ. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa inflamasi kronis berperan dalam berbagai kondisi, mulai dari kanker hingga stroke.
Terkadang gejalanya sangat samar-samar. Tapi tetap perlu diwaspadai ketika muncul nyeri, kemerahan, atau bengkak. Atau bisa juga ditandai dengan gejala lelah, nyeri tubuh, hingga depresi (kecemasan).
Gejala lain yang mungkin muncul adalah komplikasi gastrointestinal (diare atau konstipasi), penambahan/penurunan berat badan, infeksi persisten, yang terjadi selama beberapa bulan atau tahun, dari kisaran ringan hingga parah.
Kondisi ini bisa saja dipicu oleh infeksi, gangguan autoimun, atau paparan jangka panjang terhadap iritasi.
Karenanya, penting untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter ahli, karena pemicunya pun terkadang tidak diketahui pasti.
KOMENTAR ANDA