Ilustrasi anak dengan hepatitis/Net
Ilustrasi anak dengan hepatitis/Net
KOMENTAR

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan, sebanyak 90-95 persen penularan Hepatitis B didominasi penularan vertikal dari ibu ke anak. Jumlah tersebut diambil dari 24 juta kasus yang terjadi pada 2019. 

Secara global, Hepatitis B telah menginfeksi 2 miliar orang. Sebanyak 240 juta di antaranya pembawa virus hepatitis yang sudah kronis dan Indonesia tergolong ke dalam 20 negara dengan jumlah pasien Hepatitis B terbanyak di dunia, nomor 3 di Asia.  

Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril mengatakan, penularan hepatitis B, C, dan D secara vertikal dari ibu ke anak terjadi secara langsung. 

“Penularan terjadi saat hamil, melalui plasenta yang akan dibawa sampai anak tersebut lahir, serta melalui air liur dan ASI,” kata Syahril, dalam konferensi pers daring bertajuk Melindungi Anak dari Bahaya Penyakit Menular Hepatitis B, Selasa (16/5).

Meski penularan hepatitis B dapat terjadi pada siapapun, penularan secara vertikal terjadi dari ibu ke anak. Sebab itu, pencegahannya menjadi prioritas bagi wanita hamil. 

Syahril menjelaskan, bayi yang terinfeksi hepatitis B kemungkinan menjadi kronis dan sirosis hati mencapai 80 persen, sehingga penting bagi semua pihak memutus penularannya.

“Hepatitis B saat bertambah parah dan menjadi akut akan menjadi tiga jenis penyakit lain seperti kanker hati, hepatitis kronis, dan sirosis hati,” ucapnya.

Lebih lanjut, penularan horizontal Hepatitis B kepada orang lain terjadi pada sekitar 5-10 persen kasus dari total yang sama di 2019. Secara horizontal, umumnya penularan terjadi melalui cairan tubuh, aktivitas seksual tidak aman, menggunakan tindik atau tato, serta penggunaan jarum suntik tidak steril. 

Sebab itu, Syahril mengimbau seluruh masyarakat, khususnya ibu hamil, bersama-sama mencegah penularan penyakit hepatitis B. 

“Ini juga menjadi perhatian Undang-Undang (UU) Kesehatan. Pemerintah dan orang tua punya kewajiban mengusahakan anak lahir terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup atau kecacatan,” tegasnya.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health