REMAJA sering dikaitkan dengan masa pencarian jati diri. Mereka yang berada di golongan usia ini akan melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar dengan tingkat yang lebih jauh dan kompleks. Akibatnya, mereka lebih mudah mengalami gejolak emosional.
Wmosi pada remaja yang masih labil dan sering kali dipengaruhi mood, membuat mereka rentan depresi. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti rasa sedih yang terlalu hingga munculnya rasa ingin bunuh diri.
“Di Indonesia, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia Yogyakarta, gangguan depresi berat dialami 3 persen anak usia sekolah dan 6 persen usia remaja. Jika Anda orang tua yang memiliki anak usia remaja, tidak ada salahnya untuk selalu mengikuti dan waspada terhadap perilaku mereka,” kata dr Nadia Octavia dari KlikDokter.
Karenanya, menjadi hal yang penting bagi orang tua untuk mengajarkan regulasi emosi kepada remaja. Beberapa strategi ini sekiranya dapat membantu Ayah Bunda mengontrol emosi anak untuk perkembangan kejiwaannya yang lebih baik lagi.
- Penerimaan. Ajarkan anak untuk menerima apa yang terjadi pada dirinya. Penerimaan ini penting untuk mengendalikan emosi agar tidak meledak-ledak.
- Fokus pada rencana yang akan diambil. Setelah anak mampu menerima kondisinya, ajarkan ia untuk fokus pada rencana dalam memecahkan permasalahannya. Dampingi mereka dan berikan kesempatan guna menyelesaikan permasalahannya itu.
- Fokus pada imajinasi yang menyenangkan. Gunakan imajinasi ini untuk menyingkirkan imajinasi yang negatif. Ajarkan anak untuk melakukannya.
- Ajarkan teknik relaksasi pernapasan. Selain dapat menurunkan kecemasan dan mengurangi stres, juga mampu meningkatkan proses pernapasan dalam tubuh.
- Lakukan relaksasi otot. Emosi yang tinggi bisa membuat otot menjadi tegang. Ajarkan anak untuk melakukan relaksasi otot. Caranya, tegangkan otot sekitar 5 sampai 10 detik, kemudian lemaskan selama kurang lebih 30 detik.
- Alihkan perhatian. Ajak anak untuk duduk di tempat yang sunyi dan tanpa gangguan. Tarik napas dalam-dalam, kemudian ucapkan kata-kata yang menenangkan pikiran. Misalnya “rileks” atau “tenang”.
- Menghirup udara segar. Ajarkan anak untuk melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga, jalan santai atau mendengarkan musik.
- Jangan bicara. Tutup mulut dan jangan biarkan satu katapun keluar dari mulutmu. Dengan diam, kamu bisa berpikir kembali untuk marah dan akhirnya mampu meredam kemarahan.
- Tuliskan emosi negatif pada secarik kertas. Buat daftar yang lengkap dan selesaikan satu per satu masalah tersebut.
Nah Ayah Bunda, itu cara mengajarkan anak untuk dapat meregulasi emosi. Semoga cara-cara tersebut dapat mengurangi emosi ekstrem yang ada pada diri anak.
KOMENTAR ANDA