Ilustrasi perempuan dengan gejala lupus/ Net.
Ilustrasi perempuan dengan gejala lupus/ Net.
KOMENTAR

LUPUS merupakan penyakit autoimun kronis yang dapat menyerang bagian tubuh manapun. Tidak mengherankan bila lupus diberi label sebagai "penyakit seribu wajah" karena muncul dengan sendirinya dalam beberapa cara pada satu atau banyak bagian tubuh.

Penyakit autoimun adalah saat tubuh tidak dapat membedakan antara virus, bakteri atau kuman, dan sel, jaringan, atau organ sehatnya sendiri. Dengan demikian, ia dapat menyerang dan menghancurkan jaringan sehat, bukan virusnya.

Sebuah laporan dari KK Women’s and Children’s Hospital (KKH) menyebutkan bahwa di Singapura, lupus menyerang 0,1 persen populasi. Meskipun jarang, diketahui bahwa lupus mempengaruhi lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.

Associate Professor Faith Chia, konsultan senior di Departemen Reumatologi, Alergi & Imunologi Rumah Sakit Tan Tock Seng (TTSH), mengatakan bahwa saat ini tidak ada obat untuk lupus tetapi obat diresepkan untuk mengobati gejala dari lupus flare-up.

Lupus dan perempuan

Sembilan dari 10 kejadian lupus ditemukan pada perempuan, menurut statistik dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat. Dan meski bisa menyerang kapan saja pada siapa saja, lupus lebih sering terjadi pada perempuan usia subur dari 15 hingga 45 tahun.

Dan bukan hanya lebih banyak perempuan yang terpengaruh – etnis mereka pun berperan.

Sebuah studi penelitian di AS menemukan bahwa lupus lebih banyak didiagnosis pada perempuan Afrika-Amerika, Hispanik, Cina, India, dan Melayu, dibandingkan dengan perempuan Kaukasia.

Meskipun lupus mempengaruhi perempuan di masa reproduksi, itu tidak mempengaruhi peluang mereka untuk hamil. Namun memang, obat yang digunakan untuk mengobati lupus dapat mempengaruhi kesuburan. Jadi penting untuk mengobrol dengan dokter kandungan tentang keluarga berencana (mengatur kehamilan).

Memiliki lupus juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Assoc Prof. Chia menjelaskan jika perempuan dengan lupus mendapati dirinya hamil, dia harus segera memberi tahu rheumatologist-nya karena kehamilan dapat menyebabkan lupus kambuh. Pemantauan ketat amat dibutuhkan hingga dipastikan bayi dalam kandungan cukup kuat.

“Biasanya, sebagai rheumatologist, kami bekerja sama dengan ginekolog-dokter kandungan pasien kami untuk merawat ibu dan bayi selama kehamilan,” katanya.

Penyebab lupus

Tidak ada penyebab langsung lupus. Assoc Prof. Chia menyatakan bahwa kasus SLE (Systemic Lupus Erythematosus) sangat kompleks dan kemungkinan disebabkan oleh interaksi antara genetika dan pengaruh lingkungan, yang mengarah pada pembentukan auto-antibodi dan perubahan kekebalan lain yang menyebabkan kerusakan pada berbagai organ.

SLE diketahui merupakan tipe lupus yang paling banyak ditemui dan tipe lupus yang paling serius.

Genetika mungkin atau mungkin juga tidak berperan. Secara umum, sementara orang yang memiliki keluarga dengan lupus berisiko terkena lupus, pola pewarisannya tidak sesederhana pada penyakit lain.

Assoc Prof. Chia mengatakan pemicu lingkungan seperti paparan sinar matahari yang intens, infeksi, stres fisik, atau emosional juga dapat berperan.

Tak ada jalan keluar selain mengobati gejalanya

Bergantung pada tingkat keparahan lupus, kebanyakan dokter meresepkan obat berbeda yang bertujuan untuk mengendalikan lupus.

Rheumatologists akan memberikan obat-obatan seperti hydroxychloroquine, steroid, dan imunosupresan. Tetapi pengobatan semacam itu tidak selamanya. Artinya, setelah lupus terkendali atau lupus sembuh, dosis obat akan dikurangi.

“Kami bertujuan mengurangi obat sesedikit mungkin yang diperlukan untuk menjaga agar lupus tetap dalam remisi. Penting bagi pasien untuk meminum obat yang diresepkan untuk mencegah kerusakan pada organ mereka dan kambuhnya penyakit ini, ”kata Assoc Prof. Chia, seperti dilaporkan CNA.

Pasien dengan lupus disarankan untuk menjauhi sinar matahari karena paparan sinar UV yang berkepanjangan dapat memicu kekambuhan. Dokter juga akan menyarankan pola makan dan gaya hidup sehat, serta menentukan strategi yang tepat untuk mengelola stres mereka.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health