Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SEPERTI halnya Bunda, sosok Ayah juga bisa mengalami depresi ketika menghadapi rumah tangga. Sayangnya, kesehatan mental ayah sering terabaikan karena banyak orang terlalu fokus pada bagaimana menjadi perasaan Bunda.

Dalam jurnal perinatal mental health: Fathers: The (mostly) Forgotten Parent, Asia-Pacific Psychiatry (2016) disebutkan, ayah berisiko lebih tinggi terhadap kesehatan mental yang buruk selama periode sebelum dan sesudah kelahiran anak pertama (perinatal).

Mengutip laman Instagram School of Parenting, hingga 10 persen ayah mengalami depresi dan hingga 15% ayah mengalami kecemasan dalam periode perinatal.

Secara budaya, seorang ayah dianggap memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keluarga. Masyarakat juga memandang ayah sebagai sosok yang kuat dan harus bisa menjadi pelindung keluarga.

Tidak ada sedikit pun masyarakat yang membahas tentang kesehatan mental ayah atas tanggung jawab yang sangat besar itu. Ketikan membicarakannya, justru ayah akan dianggap lemah. Inilah mengapa mereka enggan membicarakan tekanan dan beban hidup yang dirasakan.

Penelitian terbaru menunjukkan, ketika kesehatan mental ayah menurun, maka kualitas hubungan pengasuhan mereka pun demikian. Keluarga, dengan ayah yang menghadapi kesehatan mental, terutama pada masa kanak-kanak, cenderung memiliki anak yang sulit mengontrol emosi.

Lalu, bagaimana menyelamatkan ayah dari postpartum depression ini?

Menghubungkan ayah dengan support system

Sama halnya seperti Bunda, setelah menikah dan memiliki anak seorang ayah juga akan mengalami perubahan sosial (pertemanan), karenanya ayah memerlukan support system.

Tidak bisa dipungkiri, ayah seringkali lebih nyaman dengan dukungan informal. Jadi, dukung ayah untuk terlibat dengan grup online atau terhubung dengan teman-temannya yang lain, yang juga memiliki anak. Dengan begitu mereka dapat berbagi pengalaman dan memahami apa yang mereka alami.

Terapi bicara

Bagi pria pada umumnya, menyadari atau mengakui bahwa ia sedang mengalami depresi adalah sebuah kelemahan karakter dan seringkali membuatnya semakin depresi karena dianggap “tidak jantan”. Padahal, hampir Sebagian pria mengalami hal yang sama dan itu bukan aib.

Untuk mengatasi ini, ajaklah suami untuk terapi bicara. Itu adalah penanganan yang efektif untuk mengobati depresi, dan bisa juga dikombinasikan dengan pengoobatan.

Hal terpenting adalah ayah harus mendapatkan perawatan dari professional kesehatan mental atau psikolog. Bercerita pada teman pria yang berhasil melalui postpartum depression juga bisa ditempuh untuk mendapatkan dukungan moral.

Nah Ayah, yuk lebih terbuka lagi dengan masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Tetap semangat dan yakin bahwa semua bisa diatasi.




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family