MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengingatkan bahwa melek digital bukanlah pilihan bagi perempuan melainkan sebuah keharusan, terutama di era globalisasi.
"Kartini Digital bisa menjadi momentum perempuan. Mau tidak mau, suka tidak suka, di era globalisasi ini kita (perempuan) mesti melek digital. Dan perempuan melek digital bukan pilihan, tapi suatu keharusan," ujar Menteri PPPA dalam acara puncak Kartini Digital di Gedung Perpustakaan Nasional (16/5/2023).
Data BPS tahun 2022 menyebutkan pengguna internet perempuan sebesar 54,70 persen dan laki-laki sebesar 60,40 persen.
Terkait data tersebut, Menteri Bintang menegaskan bahwa upaya meningkatkan partisipasi dan kepemimpinan perempuan dalam cyber security tidak hanya menjadi isu ekonomi dan ketenagakerjaan tapi juga isu gender.
Padahal, perempuan yang melek digital akan mampu membekali diri dengan literasi mumpuni untuk menjadi agen perubahan yang hebat. Terlebih lagi, Indonesia saat ini bersiap memasuki pesta demokrasi 2024.
"Perempuan yang menggunakan perangkat digital untuk menyebarkan informasi positif yang bermanfaat, terlebih saat mereka menjadi pemilih," ujar Menteri PPPA.
Menteri Bintang menegaskan, sebagai pemilih terbesar, perempuan wajib menyaring informasi dan menemukan data yang valid melalui perangkat digital hingga mampu menjadi pemilih cerdas.
Menteri Bintang juga mengimbau keterlibatan lebih luas perempuan Indonesia dalam bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) demi memajukan bangsa dan negara.
STEM menjadi syarat terciptanya inovasi di berbagai bidang kehidupan. Termasuk di dalamnya bidang pembangunan yang strategis. Di sinilah pentingnya perempuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan digital.
Perempuan diharapkan bisa mendobrak stigma bahwa STEM adalah dunia laki-laki. Data UNESCO menunjukkan hanya 2 dari 10 perempuan memilih berkarier secara profesional di bidang STEM. Sebanyak 50 persen perempuan kurang tertarik bekerja di bidang STEM karena kuatnya dominasi laki-laki. 
KOMENTAR ANDA