MEMBESARKAN dan mendidik anak memang bukan perkara mudah. Hal ini bisa terasa sulit, terlebih jika anak tidak mau mendengarkan dan menuruti perintah orang tua. Bahkan, beberapa anak mungkin bisa melawan dan membangkang perkataan orang tuanya.
Ayah Bunda tidak bisa langsung melabeli Si Kecil sebagai anak nakal. Ketahui dulu apa penyebab ia tidak mau mendengar, melawan atau membangkang. Ada beberapa alasan mengapa anak bisa bersikap demikian:
- Orang tua seringkali memberikan penjelasan panjang dan berbelit-belit.
- Anak sedang dalam kondisi tantrum.
- Orang tua selalu berteriak dan memarahi anak.
- Selalu memberi perintah disertai kritikan.
- Pola asuh yang salah.
- Anak memiliki gangguan pendengaran.
Tetapi bisa jadi, anak menjadi pembangkang dan tidak mau mendengar karena acapkali melihat kedua orang tuanya bertengkar. Pertengkaran kedua orang tua membentuk pola pikir anak yang masa bodoh, karena mereka tidak memiliki panutan sama sekali.
Orang tua bertengkar menyebabkan anak menjadi sedih, kesal, malu, kecewa, tidak nyaman. Hubungan dengan orang tua juga berjarak, menyebabkan anak merasa marah, sedih, karena keluarga jarang berkumpul dan beraktivitas bersama.
Sikap ayah yang tidak peduli terhadap keluarga dan jarang berada di rumah, menyebabkan kebencian pada anak dan hilangnya rasa kedekatan emosional. Begitu pula dengan ibu yang jarang di rumah karena sibuk bekerja, tidak bisa merasakan kedekatan emosional, sehingga anak merasa tidak dibutuhkan hingga berujung muncul rasa cuek atau tidak peduli.
Saat anak mulai jauh, tidak peduli dan ogah mendengar apapun dari mulut kedua orang tuanya, potensi pertengkaran dengan anak akan sangat rentan terjadi. Lalu, apa yang perlu dilakukan orang tua?
1. Tunggu sampai Ayah, Bunda, dan anak tenang
Jangan terburu-buru ingin menyelesaikan masalah. Berikan waktu tenang untuk menghilangkan amarah dan kekesalan yang masih tersisa di dalam hati masing-masing.
2. Dengarkan cerita dari sisi mereka
Tidak perlu egois dan langsung menjelaskan apa yang Ayah Bunda inginkan. Dahulukan mendengar cerita dari sisi anak. Apa pendapat mereka dan apa maunya.
3. Jelaskan apa yang Ayah Bunda butuhkan
Setelah mendengarkan secara utuh apa yang diinginkan anak, barulah bercerita apa yang Ayah Bunda butuhkan. Jangan memberikan kesan mengintimidasi, tetapi gunakan bahasa dan intonasi yang lembut.
4. Minta maaflah jika diperlukan
Ketika Ayah Bunda mendengar ada banyak kesalahan yang dilakukan menurut versi anak, tidak ada salahnya untuk meminta maaf. Buatlah mereka merasa dihargai.
5. Susun rencana atau solusi bersama
Jika sudah menemukan kata bersama, susunlah rencana untuk membuat solusi bersama. Lakukan bersama-sama dan konsekuenlah dengan solusi yang telah dibuat.
Ayah Bunda, pertengkaran memang selalu memberikan dampak negatif pada perkembangan emosional anak. Jangan langsung melabeli sebagai anak nakal, tetapi koreksilah beberapa hal.
Tidak ada anak yang ingin membangkang atau melawan kedua orang tuanya dan tidak ada anak yang tidak mau mendengar perkataan orang tua. Jadi, berikan suasana hati yang terbaik bagi anak, agar mereka menjadi yang terbaik bagi Ayah dan Bunda.
KOMENTAR ANDA