INDONESIA sudah mendapat predikat sebagai negara fatherless ketiga di dunia. Banyak anak yang terpaksa kehilangan sosok ayah, karena ayah terlalu keras memikirkan bagaimana cara membahagian keluarga. Sementara peran mendampingi anak hanya dimainkan oleh sosok ibu.
Diakui aktor tampan Ibnu Jamil, memang sulit membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Tetapi, ia pun tidak mau kehilangan kesempatan untuk terlibat aktif dalam tumbuh kembang anak-anaknya. Apalagi, risiko anak yang kehilangan sosok ayah begitu nyata, salah satunya membuat anak keras kepala.
Karenanya, di sela kesibukan, Ibnu Jamil selalu meluangkan waktu yang tidak banyak itu untuk membangun kedekatan bersama anak. Misalnya, mengikutsertakan anak dalam aktivitas olahraga bersama. Karena tidak hanya dirinya, anak pun bisa mengambil manfaat dari kegiatan tersebut.
Mengajarkan berolahraga sejak dini tentunya akan memberikan banyak manfaat baik bagi orang tua dan anak-anak, seperti meningkatnya daya intelegensi anak, mengajak anak untuk bisa belajar bekerjasama dan sportif, membangun kepercayaan dan quality time antara orang tua dan anak, mengurangi stres pada orang tua, dan membuat anak lebih bahagia.
Lalu bagaimana cara meningkatkan bonding antara ayah dan anak? Berikut tips dari Ibnu Jamil!
1. Dimulai dari orang tua. Loh, kok orang tua?
Menurut Ibnu, anak adalah cerminan orang tua. Maka, mengajarkan anak untuk mulai rutin berolahraga harus dimulai dari orang tua. Anak memiliki kecenderungan menyontoh keseharian orang tua, khususnya Ayah.
Dimulai dari bangun pagi, minum air putih, kemudian melanjutkan olahraga rutin dengan workout singkat, seperti lari keliling komplek selama 30 menit. Lambat laun anak akan tertarik meniru.
2. Komunikasi dengan bahasa yang ringan dan menyenangkan
Sekilas komunikasi tampak sederhana, tapi cara berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan dengan baik pada anak, juga beragam. Untuk mengajak anak ikut terlibat dalam melakukan sesuatu, perlu dimulai dengan obrolan kecil yang mudah dimengerti.
Kalimat “Ayo berolahraga, biar kamu sehat”, bagi anak terkesan kurang fun. Coba ganti dengan, “Ikut ayah main di GBK, yuk! Nanti kamu bisa explore apapun di sana.”
Kegiatan bermain bersama dan memberikan kebebasan untuk explore, akan menambah nilai fun untuk si kecil memulai langkah sehatnya.
3. Ikuti ritme anak dan utamakan kenyamanan
Ajak anak untuk berpartisipasi di salah satu acara atau kompetisi olahraga, seperti lari. Dimulai dari rute khusus anak, dengan trek lari yang pendek namun menarik. Seperti lari sambil memecahkan games, atau permainan ketangkasan yang dapat menstimulasi perkembangan si kecil.
Bagi Ibnu, mengikuti ritme anak sangatlah penting, karena mereka akan merasa nyaman dan tidak terpaksa. Hal tersebut perlahan akan membentuk kepercayaan diri mereka. Setelah berolahraga, orang tua dapat mengajak anak ke area bermain untuk menambah aktivitas seru lainnya.
4. Beri reward
Jangan lupa berikan reward sebagai apresiasi karena sudah berhasil melakukan hal positif. Orang tua bisa mulai memperkenalkan anak dengan barang-barang yang dapat menunjang aktivitas olahraganya, seperti sepatu lari khusus anak, pakaian olahraga, dan perlengkapan lari yang menunjang penampilannya, seperti baju lari berdaya serap tinggi khusus anak, topi anti sinar UV untuk si kecil.
Ingat, pastikan mereka menentukan sendiri barang-barang pilihannya, karena hal ini akan menjadi salah satu pemacu semangat baru untuk rutin berolahraga.
Yuk Ayah, tingkatkan bonding dengan anak melalui cara apapun yang ayah bisa. Luangkan waktu minimal 1 hingga 2 jam untuk terlibat aktif dalam tumbuh kembang Si Kecil.
KOMENTAR ANDA