KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI berencana memberikan secara gratis vaksin human papillomavirus (HPV) kepada siswi kelas 5 dan 6 SD di seluruh Indonesia. Rencananya, vaksin ini akan menjadi program imunisasi rutin Kemenkes.
Vaksin HPV akan bekerja lebih baik jika diberikan sebelum terpapar virus, yaitu ketika masih anak-anak dan belum aktif berhubungan seksual. Oleh karenanya, vaksin HPV ideal diberikan pada anak usia 9-14.
Pemberian vaksin HPV dilakukan sebanyak dua kali dengan jeda 6 sampai 12 bulan. Vaksinasi diperlukan untuk mencegah kanker di area kelamin dan organ reproduksi, seperti kanker serviks dan kanker penis.
Saat program tersebut dijalankan di sekolah, ada baiknya orang tua memerhatikan beberapa hal berikut ini:
- Sebelum vaksinasi
Sebelum vaksinasi HPV, dokter biasanya akan menanyakan riwayat kesehatan anak, Riwayat alergi, gaya hidup pasien, termasuk aktivitas seksualnya. Setelah itu, dokter akan menjelaskan keuntungan dan risiko vaksinasi HPV.
Jika sebelumnya pernah menerima vaksi serupa, dokter akan menanyakan waktu vaksinasi sebelumnya dan apakah pasien mengalami alergi atau efek samping.
- Prosedur vaksinasi
Vaksinasi diberikan melalui suntikan ke dalam otot, biasanya di lengan bagian atas atau paha bagian atas. Vaksin diberikan sebanyak 0,5 ml dalam sekali suntik.
Biasanya, pihak terkait seperti sekolah atau dokter, akan memberi tahu terlebih dulu kapan vaksinasi perlu dilakukan. Orang tua yang anak perempuannya sudah menjalani vaksinasi HPV dosis pertama tetapi melewatkan dosis kedua, harus segera memberitahukan kepada dokter.
- Pasca vaksinasi
Biasanya dokter menyarankan pasien beristirahat selama 15 menit pasca injeksi. Tujuannya untuk memantau kondisi pasien dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya efek samping.
Penerima vaksinasi tetap disarankan untuk melakukan upaya pencegahan lain meskipun telah menerima vaksinasi. Seperti:
- Menghindari aktivitas seksual pada usia remaja atau sebelum menikah.
- Menghentikan kebiasaan merokok.
- Tidak bergonta-ganti pasangan.
- Menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual.
- Tidak berhubungan seksual dengan seseorang yang tidak diketahui riwayat aktivitas seksualnya.
- Menjalani pap smear secara rutin.
“HPV ini untuk mencegah kanker serviks. Programnya akan berlanjut, bukan hanya kepada anak-anak, tetapi kepada seluruh,” demikian Jubir Kemenkes M Syahril saat memberi keterangan di kantor Kemenkes RI, Rabu (24/5).
KOMENTAR ANDA