MUSEUM Macan dengan bangga mempersembahkan sebuah pameran survei besar karya Isabel dan Alfredo Aquilizan. Pameran tersebut akan menampilkan instalasi berskala besar, patung, dan seni gambar yang telah dibuat lebih dari 20 tahun dan merupakan praktik kolaboratif dari pasangan perupa ini.
Berjudul ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’, karya-karya yang dipertontonkan berskala besar, ekspansif, dan interaktif, yang pastinya menggelitik rasa ingin tahu pengunjung. Isabel dan Alfredo Aquilizan menggunakan ragam material sederhana dan mudah ditemukan seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut.
Benda-benda sarat akan aktivitas masyarakat, yang juga seringkali digunakan ketika bepergian, menjadi simbol dari pergerakan dan perpindahan manusia. Bagi mereka, material-material ini adalah medium sederhana yang dapat membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan migrasi.
Banyak karya dalam Somewhere, Elsewhere, Nowhere yang dibuat dengan tangan, baik melalui proses lokakarya atau dikerjakan dengan bantuan para artisan. Sebagai contoh, pisau pada karya Belok Kiri Jalan Terus (2017–2018) dibuat oleh pandai besi di Yogyakarta dan Filipina; juga pada kain piña di karya See/Through (Series 1) (2019–2023).
Museum macan juga akan mengkomisi sebuah karya baru Isabel dan Alfredo Aquilizan; sebuah sayap pesawat berskala nyata yang terbuat dari 92 sangkar burung yang disusun seperti puzzle.
Isabel dan Alfredo Aquilizan mengatakan mereka sangat senang dapat membagikan karya-karya dari 20 tahun praktik kolaboratifnya di Museum Macan, Jakarta. Kisah mereka terinspirasi dari pengalaman bekerja di berbagai tempat, dengan beragam latar belakang yang berbeda, dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Isabel dan Alfredo/Ist
“Mereka semua telah menjadi bagian dari sejarah perjalanan kami, menjadi sumber inspirasi serta pengaruh penting dalam pengembangan praktik kami sebagai perupa. Karena ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ adalah tentang keterlibatan, kami sangat ingin melihat makna dari setiap karya berkembang dan bertambah melalui pengalaman pengunjung yang datang dan berinteraksi dengan karya yang dipamerkan,” kata Isabel dalam rilis yang diterima oleh Farah.id, Kamis (25/5).
Aaron Seeto, Direktur Museum Macan mengatakan, Indonesia secara khusus memiliki peranan penting bagi Isabel dan Alfredo Aquilizan. Keduanya telah membangun relasi yang kuat dengan beragam perupa dan skena artistik di Yogyakarta selama bertahun-tahun.
“Kami bangga dapat menyelenggarakan pameran besar dari karya-karya mereka dan membagikannya kepada publik di Indonesia. Kami juga bangga dapat mengkomisikan karya baru dari seri Belok Kiri Jalan Terus, yaitu sebuah sayap pesawat berukuran asli, yang terdiri dari 92 sangkar,” demikian Aaron.
KOMENTAR ANDA