Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

APLIKASI sistem pencatatan imunisasi digital Indonesia, Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dilirik oleh Delegasi Kementerian Kesehatan atau Kemenkes Ghana.

Hal yang membanggakan itu disampaikan perwakilan delegasi saat mereka mengunjungi Posyandu Erma A dan B di Kota Bandung, Jawa Barat, dengan tujuan mempelajari praktik terbaik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam melaksanakan program imunisasi, baik di tingkat pusat maupun di tingkat komunitas.   

"Ada beberapa hal yang bisa kita lihat. Saya pikir ASIK itu sangat bagus," kata William Opare, dari Program Imunisasi yang Diperluas di Ghana Health Service (GHS), pada Rabu (17/5/2023) lalu.

William mengatakan sebenarnya Ghana telah memiliki platform digital untuk manajemen kesehatan yang disebut District Health Information Software (DHIS2).

 Namun, sistem digital ini masih dalam tahap percobaan dan belum sepenuhnya terimplementasi. Sama seperti ASIK, sistem ini dapat digunakan pada tablet atau komputer baik secara online maupun offline.

"Jadi kami sedang dalam proses menuju digitalisasi, tetapi belum semua negara menerapkan digitalisasi tersebut," ujarnya.

Selain tertarik dengan ASIK, delegasi Kementerian Kesehatan Ghana juga tertarik dengan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak-anak.

"Kami juga melihat bahwa ketika anak-anak datang untuk imunisasi, mereka menerima beberapa nutrisi untuk dibawa pulang. Ghana sudah melaksanakan hal ini di bagian utara negara, tetapi belum di seluruh negara. Ini bisa menjadi pelajaran bagi kami untuk menerapkannya di seluruh Ghana," kata William.

Dua program kesehatan yang telah berhasil dilaksanakan di Indonesia akan dipelajari untuk kemudian diterapkan di Ghana, dengan menyesuaikan karakteristik dan sistem yang ada di sana.

"Kami perlu mempelajari dan memahami berbagai sistem tersebut. Langkah pertama adalah memahaminya dengan baik. Kami memiliki tim yang kompeten yang dapat memahami bagaimana hal-hal ini dapat diterjemahkan menjadi kebijakan. Jadi kunjungan ini adalah langkah awal untuk memahami dan melihat cara terbaik untuk mengimplementasikannya," demikian William.

ASIK adalah sebuah aplikasi pencatatan imunisasi secara digital yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk para tenaga kesehatan. 

Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pencatatan data pasien dan mengintegrasikannya ke dalam satu database. Hal ini memungkinkan para tenaga kesehatan di puskesmas dan pemangku kepentingan terkait untuk menganalisis data dan mendapatkan rekomendasi operasional.

Dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, ASIK tidak hanya terbatas pada pencatatan imunisasi, tetapi juga dapat digunakan oleh kader dan tenaga kesehatan yang melayani di Posyandu Bayi/Balita, Remaja, Usia Produktif, hingga Lansia.

Kader posyandu juga akan didorong untuk menggunakan chatbot WhatsApp untuk melaporkan data tentang stunting. 

Melalui chatbot WhatsApp tersebut, kader Posyandu dapat memasukkan data anak, termasuk nama, berat badan, dan tinggi badan.

Setelah pencatatan melalui chatbot WhatsApp selesai, secara otomatis akan muncul grafik tumbuh kembang beserta status gizi balita dan rekomendasi untuk tindak lanjut yang dapat disampaikan oleh kader Posyandu kepada orangtua balita. 

Data tersebut akan langsung terhubung dan tersimpan dalam aplikasi ASIK di puskesmas yang terintegrasi dengan platform SATUSEHAT.

ASIK juga sedang dalam pengembangan agar dapat digunakan bahkan ketika perangkat tidak memiliki akses internet, sehingga tenaga kesehatan di wilayah Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) yang belum terhubung dengan internet dapat mengoperasikan aplikasi ini.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News