Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

PERNAHKAH Sahabat Farah melihat seorang siswa mengalami kesulitan membaca atau mengeja, meskipun sudah berulangkali dilatih? Bila iya, bisa jadi siswa tersebut menderita Disleksia.

Disleksia merupakan gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis atau mengeja. Penderitanya akan mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi kata-kata dan menyusunnya menjadi kalimat. Umumnya penderita disleksia juga mengalami kesulitan membaca dengan cepat tanpa kesalahan.

Dikutip dari Mayo Clinic, disleksia bukan gangguan yang disebabkan oleh masalah kecerdasan, pendengaran atau penglihatan. Gangguan ini dapat dialami oleh anak-anak atau orang dewasa.

Disleksia disebabkan karena terjadinya gangguan saraf pada bagian otak yang memproses bahasa. Meskipun gangguan ini menyebabkan kesulitan dalam belajar, penyakit ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan penderitanya.

Penyebab Disleksia

Mengutip Halodoc, Disleksia berkaitan dengan faktor genetik. Seseorang yang memiliki anggota keluarga yang mengidap Disleksia, memiliki kemungkinan akan mengidap Disleksia pula.

Hasil scan otak pada penderita Disleksia menunjukkan, bagian yang seharusnya aktif pada saat membaca tidak berfungsi dengan baik.

Selain faktor genetik, Disleksia dapat pula disebabkan oleh:

- Kelahiran prematur atau lahir dalam kondisi berat badan rendah (BBLR).

- Pernah terpapar nikotin, alkohol, NAPZA atau infeksi selama masa kehamilan

- Trauma atau cedera pada otak karena kecelakaan atau karena stroke.

Gejala Disleksia

Disleksia menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung dari usia dan tingkat keparahannya. Gejalanya dapat timbul di usia berapa pun, umumnya muncul di usia anak-anak.

Biasanya gejala tersebut sulit dikenali ketika anak masih berusia balita. Namun pada bayi yang diduga menderita Disleksia, umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk belajar merangkak dan berjalan dibandingkan dengan anak seusianya.

Ketika memasuki usia sekolah, gejala Disleksia akan terlihat lebih jelas, terutama ketika anak mulai belajar membaca. Mereka juga kesulitan untuk mengoordinasikan gerak tubuh dan ketangkasan, sehingga terlihat kurang gesit dan cekatan.

Kesehatan anak yang menderita Disleksia umumnya lebih rentan, mereka mudah terserang alergi, demam atau asma.

Salah satu metode yang paling efektif untuk menangani disleksia adalah fonik. Metode ini bertujuan meningkatkan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memproses suara.

Penanganan Disleksia

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani Disleksia pada anak-anak, antara lain:

1. Membaca dengan suara keras.

2. Memberi dorongan dan semangat agar berani membaca.

3. Bekerja sama dengan guru di sekolah.

4. Sharing dengan sesama orang tua yang memiliki anak yang Disleksia.

Sedangkan cara yang dapat dilakukan pada pengidap Disleksia yang sudah dewasa, antara lain:




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health