Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BARU-baru ini viral kisah pasangan kekasih di Malaysia yang terpaksa batal menikah karena setelah melakukan tes kesehatan, keduanya membawa gen penyakit Thalassemia.

Kisah tersebut dibagikan sang calon pengantin perempuan bernama Farra Diana melalui akun twitternya @FarraDiana.

Dalam cuitannya diceritakan, dia dan mantan pasangannya sebenarnya saling menyayangi dan mencintai. Namun mereka terpaksa harus berpisah demi kebaikan bersama.

“Dia mengirimi saya ini (surat perpisahan) dengan pertanyaan “Ingin mempostingnya, tapi entahlah. Hal ini bukan berita baik”. Dan saya, “Kita telah mengumumkan secara terbuka bahwa kita bertunangan, kan. Saya pikir pantas juga untuk mengatakan bahwa kita tidak lagi bersama. Dan penyebabnya adalah Thalassemia,” tulis Farra Diana seperti dikutip Farah.id dari akun twitter @FarraDiana (1/6).

Mengutip Halodoc, Thalassemia merupakan penyakit yang disebabkan adanya kelainan darah bawaan ketika tubuh membuat bentuk hemoglobin yang tidak normal. Gangguan tersebut akan menyebabkan kerusakan sel darah merah yang berlebihan, yang akan memicu terjadinya anemia, kekurangan sel darah merah yang normal dan sehat. Kondisi ini dapat bersifat genetik yang diturunkan orang tua kepada anaknya.

Sebenarnya, mantan pasangan perempuan tersebut sudah memberi tahu kondisi kesehatannya kepada Farra sejak awal mereka dekat. Dan ketika mengetahui ini, perempuan itu berpikir semua akan baik-baik saja, karena ia merasa bahwa dirinya berada dalam kondisi normal.

Setelah mereka bertunangan, Farra berinisiatif memeriksakan diri ke dokter untuk berjaga-jaga. Namun ternyata malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Diagnosa dokter menyatakan bahwa dirinya merupakan pembawa gen thalassemia mayor, sama seperti mantan pasangannya.

Bila keduanya meneruskan pernikahan, akan berakibat kurang baik terhadap keturunannya. Anak mereka kemungkinan akan menderita Thalassemia dan harus menjalani transfuse seumur hidup agar dapat hidup normal dan sehat.

Setelah berdiskusi panjang, mereka merasa bahwa jalan yang terbaik adalah berpisah. Meskpun sedih, keduanya sadar tidak boleh egois, karena akan berdampak terhadap keturunan. Farra dan mantan pasangannya mengutamakan kesehatan keturunannya dibandingkan dengan kebahagiaan mereka sendiri.

“(Kita) telah berdiskusi selama beberapa bulan. Saya setuju dengan pendapatnya bahwa, kita tidak boleh egois. Kita bertemu dan saling jatuh cinta merupakan sebuah berkah. Tapi kasihan dengan anak kita di masa depan,” ujar Farra.

Terakhir dia berharap masih ada keajaiban. Namun pada akhirnya mereka sepakat bahwa perpisahan merupakan jalan yang terbaik.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News