Ilustrasi trigger finger/Net
Ilustrasi trigger finger/Net
KOMENTAR

SALAH satu gangguan kesehatan yang sering terjadi pada bagian tangan adalah Trigger Finger. Kondisi tersebut terjadi ketika salah satu jari tangan berada dalam keadaan terkunci, sehingga terasa kaku dan sakit ketika digerakkan atau diluruskan.

Dikutip dari Siloam Hospitals, trigger finger terjadi ketika lapisan tendon yang merupakan jaringan pengikat tulang mengalami peradangan atau iritasi. Pada kondisi tersebut, lapisan pelindung yang mempengaruhi pergerakan normal tendon menjadi menebal dan terjadi fibrosis, sehingga penderitanya mengalami keterbatasan gerak.

Akibatnya, jari tangan penderitanya akan terasa kaku dan nyeri ketika akan menekuk atau meluruskan jari.

Faktor risiko

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi trigger finger, yaitu jenis kelamin. Umumnya trigger finger terjadi pada perempuan dengan usia di atas 50 tahun. Penyakit tersebut juga bisa dikarenakan melakukan gerakan yang sama berulang kali dalam jangka waktu yang lama, seperti mengetik.

Bisa jadi akibat menderita penyakit tertentu, seperti arthritis (radang sendi) atau diabetes. Atau komplikasi akibat operasi, diantaranya adalah operasi carpal tunnel syndrome.

Gejala

Beberapa gejala yang sering muncul pada trigger finger adalah jari terasa kaku dan nyeri ketika hendak ditekuk atau diluruskan, biasanya terjadi pada pagi hari. Muncul sensasi “klik” ketika digerakkan.

Terdapat benjolan pada pangkal jari yang terdampak, jari yang berada pada posisi bengkok, sulit diluruskan kecuali dengan dibantu untuk dilemaskan.

Pada anak-anak, trigger finger sering terjadi pada bagian jempol, sedangkan pada orang dewasa biasanya muncul pada jari tengah atau jari manis.

Diagnosa

Umumnya sebelum didiagnosa trigger finger, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, lalu dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui respon nyeri dan penebalan atau pembengkakan yang terjadi di selubung tendon.

Pengobatan

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menangani trigger finger antara lain istirahat dan menghindari aktivitas yang dapat memperburuk trigger finger, seperti menggunakan gawai atau mengetik.

Kenakan splint pada malam hari atau menjalani fisioterapi dengan melakukan peregangan atau stretching untuk membantu melemaskan otot dan membuat pergerakan tidak lagi terbatas.

Bisa juga dengan mengonsumsi obat-obatan. Pada kasus trigger finger yang cukup berat, dokter akan meresepkan obat-obatan anti inflamasi non steroid untuk mengurangi nyeri dan peradanggan. Selain obat, umumnya penderita trigger finger diberikan injeksi steroid pada tendon untuk menghilangkan gejala- gejala.

Tindakan terakhir adalah pembedahan. Jika tindakan-tindakan di atas sudah dilakukan namun trigger finger tidak kunjung membaik, maka tindakan berikutnya adalah pembedahan pada otot tendon, sehingga jari dapat kembali bebas bergerak.

Trigger finger dapat dicegah dengan cara menghindari penggunaan jari tangan secara berlebihan. Selain itu, konsumsi makanan yang bergizi, air putih yang cukup, rutin berolahraga, dan menghindari konsumsi karbohidrat secara berlebihan, juga dapat membantu menjaga agar tidak terjadi trigger finger.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health