TIDAK banyak yang tahu mengenai sebuah rumah singgah yang dihuni oleh puluhan anak-anak ‘pewaris’ HIV/AIDS. Rumah Lentera, begitu namanya, didirikan dari keprihatinan akan anak-anak yang ditelantarkan sendiri oleh keluarga mereka karena menderita HIV/AIDS. Sementara orang tua mereka sudah meninggal dunia.
Rumah Lentera ada di Solo. Pada 2019, ada 14 anak pengidap HIV/AIDS yang ditampung di sini. Berdiri pada 2012 atas inisiatif tiga pemuda bernama Kefas Jibrael Lumatefa, Yunus Prasetyo, dan Puger Mulyono.
Kefas, pengelola Yayasan Lentera Solo bercerita, awal mula dibangunnya Rumah Lentera adalah saat ia bersama kedua rekannya menjemput seorang anak bernama MG yang ditolak asuh oleh sang nenek. Mereka lalu menjemput MG dan merawatnya.
“Kebetulan saya juga seorang manajer khusus, yang tugasnya mendampingi teman-teman yang positif terkena HIV/AIDS. Kita juga sudah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit terkait jika ada temuan kasus anak yang terjangkit untuk konfirmasi kepada Yayasan Lentera, untuk memberikan konseling,” kata Kefas.
Setelah kasus MG, semakin banyak temuan anak yang terjangkit HIV/AIDS, mulai dari Solo hingga Boyolali.
Namun, tidak mudah bagi Kefas dan teman-temannya untuk membangun Rumah Lentera. Beberapa kali mereka diusir warga, karena dianggap akan membawa sial dan penyakit yang berbahaya.
Mereka diusir warga, mulai dari daerah Kedung Lumbu, Laweyan, dan berakhir di kompleks Taman Makan Pahlawan Kusuma Bhakti, Jurug, Solo. Menurut Kefas, ia bisa mendirikan Rumah Lentera berkat bantuan CSR dari Lotte Mart. Bangunan tersebut diresmikan oleh Lotte Mart bersama Jessica Tanoesoedibjo pada 14 Februari 2019.
“Bangunannya dua lantai dan Yayasan Lentera diresmikan oleh Menteri Sosial Khofifah,” ujarnya.
Tergusur dari TMP Kusuma Bakti
Kini, Rumah Lentera kembali ‘terusir’. Rencana Pemkot Surakarta untuk menata TMP Kusuma Bhakti dipastikan berdampak pada pemindahan Rumah Singgah Lentera. Pengelola yayasan berharap, rencana Pemkot Surakarta untuk merelokasi rumah singgah tersebut betul-betul direalisasikan.
“Dulu sempat diajak rapat (oleh Pemkot Surakarta) soal pemindahan ini, tapi sampai sekarang belum ada kepastian soal kami mau ditaruh di mana. Ini juga berhubungan dengan Kementerian Sosial, mengingat penempatan 2017 lalu itu karena ada kesepakatan antara Yayasan Lentera dengan Kemensos saat itu,” kata Yunus, ketua Yayasan.
Menanggapi ini, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan akan mencarikan lokasi pengganti. Hal ini mengingat lokasi saat ini tidak layak untuk dijadikan rumah singgah.
Gibran juga mengaku telah berkoordinasi dengan Kemensos terkait hal tersebut. Ia juga memastikan bahwa Yayasan Lentera akan tetap terlindungi.
“Sudah kami siapkan tempat, tidak diusir. Kita pasti menjamin keberadaan mereka. Intinya tidak diusir. Untuk lokasi baru nanti koordinasi dulu dengan Kemensos,” demikian Gibran.
KOMENTAR ANDA