Sekolah gua Afhnaistan/Net
Sekolah gua Afhnaistan/Net
KOMENTAR

TAK ingin pendidikan terhenti oleh Pemerintah Thaliban, dua perempuan di Provinsi Bamyan, Afghanistan menjadikan gua sebagai sekolah

Ruya Serferaz (18), dan Besbegum Havari (19), memutuskan untuk membangun sebuah ruang kelas di gua. Mereka pun dibantu dengan anak-anak setempat untuk membersihkan gua agar bisa digunakan sebagai ruang kelas dan menghiasi dinding dengan berbagai kerajinan tangan, kaligrafi, serta lukisan.

Terletak di sebelah barat ibu kota Kabul, Bamyan yang dihuni besar dari komunitas Syiah Hazara memiliki tingkat  melek baca yang relatif rendah. Tak hanya itu, penduduk di sana juga sulit untuk mendapat akses pendidikan.

Serferaz dan Havari pun langsung mengajar para siswa yang kebanyakan merupakan anak berusia 4-15 tahun. Mereka harus menempuh jarak yang jauh untuk bisa tiba di Bamyan dan mengajar.

"Kami datang ke sini setiap hari kecuali hari Jumat. Kami telah mengubah tempat ini menjadi sekolah. Siswa belajar di sini sepenuhnya secara gratis. Orang-orang di sini hidup dalam kondisi ekonomi yang sangat buruk. Mereka tidak dapat membayar dan itulah mengapa kami tidak meminta pembayaran apa pun," kata Serferaz, dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (2/6/2023).

Menurut Serferaz, hingga saat ini belum ada pihak yang membantu aktivitas belajar dan mengajar di sekolah gua itu.

"Kami hanya dua orang. Akan sangat bagus jika kami menerima bantuan apa pun. Karena siswa membutuhkan buku, pensil, dan buku catatan. Saya tidak mampu membelinya sendirian," ujarnya.

Sementara itu, Havari mengungkapkan bahwa mereka melakukan semua ini agar anak-anak tidak kehilangan pendidikan. 

Tak hanya itu, ia juga menantikan masa ketika dirinya dapat melanjutkan pendidikan juga.

Sejak rezim Thaliban berkuasa di Afghanistan, negeri itu mengalami krisis kemanusiaan yang parah. Banyak kebijakan yang dikeluarkan tidak populis dan menguntungkan rakyat. Akibatnya, bantuan internasional di negara itu yang sudah terputus.

Menurut data PBB, 28,3 juta orang di Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak. Di antara orang-orang ini, wanita dan anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan.




Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Sebelumnya

Nicke Widyawati Masuk Fortune Most Powerful Women 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women