KOMENTAR

GALERI Indonesia Kaya mengajak para penikmat seni untuk memahami keragaman suku dan kebudayaan yang membentang dari ujung barat hingga timur pulau Jawa. 

Galeri Indonesia Kaya bersama Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih berkolaborasi dengan Ary Kirana menyuguhkan pertunjukan teater dengan balutan komedi bertajuk Kuntilanak Mangga Dua

Selama kurang lebih 60 menit, Auditorium Galeri Indonesia Kaya diramaikan dengan suara tawa dari para penikmat seni yang terhibur dengan komedi khas Sunda yang menjadi ciri khas dari Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih.

Pertunjukan “Kuntilanak Mangga Dua” mengisahkan seorang pemuda pekerja keras dan jujur bernama Tisna yang berniat untuk membahagiakan sang kekasihnya, Acih. 

Setelah menikah, Tisna dan Acih pun pindah ke Jakarta dan menempati sebuah rumah yang ternyata angker. Dalam pertunjukan ini, Ary Kirana mendapatkan kesempatan untuk memerankan sosok Acih.

Berkolaborasi dengan Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih yang sudah malang melintang sejak lama di dunia panggung seni pertunjukan Tanah Air merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan dan cukup menantang. 

Dalam pertunjukan “Kuntilanak Mangga Dua”, Ary Kirana yang merupakan penyanyi, presenter, dan penyiar radio ini ditantang menjadi sosok Acih seorang perempuan sunda. Peran ini mengasah kemampuannya dalam berimprovisasi tanpa skrip. 

Kolaborasi antara Ary Kirana dan Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih merupakan salah satu upaya Galeri Indonesia Kaya untuk mengenalkan serta mengingatkan kembali para penikmat seni dengan kebudayaan Sunda yang dibalut dengan sentuhan komedi. 

"Selain menghibur, keduanya sukses menyampaikan pesan dan nilai-nilai kebudayaan ke hadapan para penikmat seni. Kami harap, pementasan ini dapat menambah wawasan para penikmat seni tentang ragam kebudayaan yang ada di Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya dalam keterangannya, Minggu (4/6/2023). 

Sejarah didirikannya Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih berawal dari seorang gadis asli Sumedang, Jawa Barat, yang bernama Tjitjih, bergabung dengan Opera Valencia yang dipimpin oleh Abu Bakar Bafagih pada 1926. Tjitjih berparas cantik, kreatif, dan penuh disiplin dalam berkesenian.

Sebagai wujud penghargaan terhadap kelompok opera tersebut, pada 1928, Opera Valencia diubah menjadi Miss Tjitjih Tonil Gezelschap. Kelompok opera yang awalnya berbahasa pengantar Melayu ini lantas berubah bahasa pengantar menjadi Sunda.




Perjalanan Dina Mariana di Dunia Entertainment: Merintis Karier hingga Puncak Kesuksesan

Sebelumnya

Penyanyi Cilik Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Entertainment