MENJEMUR bayi sampai saat ini masih dilakukan beberapa orang tua di Indonesia. Sebab, sinar matahari memiliki efek terapeutik dalam penyakit rickets (kelainan tulang karena kekurangan vitamin D, kalsium, dan fosfat).
Meskipun banyak dokter yang menyarankan untuk tidak menjemur bayi di bawah sinar matahari langsung, tetap saja sinar matahari sangat penting untuk sintesis vitamin D pada kulit.
Tetapi, di tengah polusi udara yang terjadi di Jakarta seperti sekarang ini, sangat tidak mungkin untuk menjemur bayi di luar ruangan, di bawah sinar matahari langsung. Sebab, polusi udara di ambang batas itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan pernapasan bayi.
Lalu, bagaimana sebaiknya menjemur bayi dalam kondisi seperti ini? Berikut rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dikutip dari laman resmi idai.or.id.
Gunakan pakaian
Saat menjemur bayi, baiknya gunakan pakaian, jangan telanjang bulat. Biarkan tangan dan kaki bayi yang terbuka dan mendapatkan sinaran langsung dari matahari.
Beberapa ahli menganjurkan sensible sun exposure untuk menjaga konsentrasi vitamin D yang memadai, yaitu paparan kedua tangan dan kaki terhadap sinar matahari selama 5-30 menit, antara pukul 10 pagi dan 4 sore, sebanyak dua kali sehari.
Tetapi jika kondisi Jakarta tampak berkabut asap, ada baiknya menjemur anak di dalam rumah saja. Gunakan pantulan sinar matahari dari jendela kaca untuk menjemur bayi. Dan perlu diperhatikan, tetap kenakan pakaian pada bayi, ya.
Gunakan tabir surya
Perlu pula untuk memakaikan bayi tabir surya dengan SPF 15 atau lebih. Ulangi pemakaian setiap dua jam atau setiap kali berkeringat. Tabir surya ini berfungsi menjaga kulit bayi dari sinar UVA dan UVB matahari yang dapat menyebabkan kanker kulit.
Perhatikan kondisi kesehatan anak
Orang tua dengan anak berisiko tinggi terkena melanoma harus dibekali pengetahuan yang cukup tentang paparan sinar matahari yang aman. Anak dengan risiko tinggi antara lain kulit putih, muka berbintik (freckels) dan Riwayat keluarga dengan melanoma.
Hindari menjemur bayi di bawah sinar matahari langsung saat usianya kurang dari 6 bulan. Tetap kenakan tabir surya, pakaian, dan topi untuk melindungi kulit.
Pemberian tabir surya hanya boleh dilakukan saat sinar matahari tidak bisa dihindari dan hanya diberikan pada kulit yang terpapar saja. Pemakaian tabir surya pada bayi premature dibatasi, karena stratum korneumnya yang tipis dapat mengabsorbsi bahan tabir surya lebih banyak.
KOMENTAR ANDA