Ilustrasi orang marah/Pixabay
Ilustrasi orang marah/Pixabay
KOMENTAR

MARAH merupakan salah satu cara untuk meluapkan emosi negatif. Sebenarnya hal tersebut merupakan hal yang wajar dilakukan seseorang apabila merasa tidak nyaman dengan sesuatu atau merasa diperlakukan tidak adil.

Namun bila seseorang sering marah-marah tanpa sebab perlu diwaspadai adanya gangguan Borderline Personality Disorder (BPD).

Borderline Personality Disorder (BPD) merupakan gangguan kepribadian ambang yang ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang berubah-ubah. 

Seorang yang menderita BPD memiliki cara pikir, cara pandang dan perasaan yang berbeda dengan orang lain.

Umumnya si penderita akan mengalami mood swing yang berlebihan. Ia akan merasakan kecemasan, ketakutan dan rasa marah yang tidak dapat dikendalikan. Biasanya kondisi ini terjadi pada para remaja yang memasuki fase awal dewasa. Namun tidak menutup kemungkinan seseorang yang telah dewasa juga mengalami hal tersebut.

Suasana hati yang dirasakan oleh penderita BPD sangat tidak stabil, seringkali penderita merasa hampa dan diabaikan

Ia juga sering merasa bahwa dirinya amat buruk dan tidak percaya diri. Yang lebih membahayakan adalah penderita BPD dapat melakukan tindakan impulsif yang tidak dipikirkan akibatnya, seperti melukai diri sendiri.

Dikutip dari halodoc, ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu BPD:

Genetik

Gangguan kepribadian ini dapat diturunkan secara genetik. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga kandung penderita BPD berisiko dapat mengalami hal yang sama pula.

Lingkungan

Tidak hanya faktor genetik BPD dapat juga dipicu oleh lingkungan yang tidak mendukung perkembangan fisik dan mental seseorang. Adanya inner child yang terluka akibat perlakuan yang tidak menyenangkan di masa kecil dapat memperbesar kemungkinan terjadinya BPD.

Kelainan pada otak

Adanya perubahan zat kimia pada otak dapat menyebabkan terjadinya BPD, seperti adanya penurunan serotonin, enzim yang dapat mengendalikan suasana hati dapat memicu terjadinya BPD ini.

Kepribadian

Seseorang yang memiliki kepribadian agresif dan impulsif dapat meningkatkan risiko terjadinya BPD.

Dikutip dari laman Siloam Hospital, BPD merupakan gangguan mental serius yang perlu ditangani oleh ahli medis. Karena bila tidak segera diatasi, penderitanya akan merasa kesulitan berkomunikasi dengan sekitarnya, ia akan mengalami hubungan yang sarat konflik hingga dapat menyebabkan stres, depresi bahkan melakukan tindakan berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain disekitarnya.

Umumnya pengobatan yang dilakukan adalah psikoterapi. Penderita BPD diberikan terapi psikologis agar dapat membantu penderitanya mengelola emosi, salah satunya adalah dengan dialectical behavior therapy, dengan cara mengajak bicara penderita BPD, agar dapat mengungkapkan hal-hal yang dianggap menekan jiwanya.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health