Koleksi SMM yang tampil di Bulgaria, Kamis (8/6)/Ist
Koleksi SMM yang tampil di Bulgaria, Kamis (8/6)/Ist
KOMENTAR

KERUSAKAN lingkungan sudah membawa pengaruh luar biasa bagi perubahan iklim. Karenanya, Sejauh Mata Memandang (SMM), sebuah jenama asal Indonesia, terus menggiatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak lingkungan.

Sesuai perannya di bidang tekstil, upaya membangkitkan kesadaran masyarakat dilakukannya dengan menggelar konser musikal bertajuk “Harmonature: Harmonizing the Nature of Nusantara”.

Digagas oleh kedutaan Indonesia di Bulgaria, Kamis (8/6), SMM memperkenalkan koleksi busana modern dengan paduan khas budaya Indonesia, yang berkonsep ramah lingkungan.

“Selain mengenalkan kebudayaan dan alam Indonesia kepada masyarakat Bulgaria, SMM memiliki tujuan untuk mengajak sebanyak mungkin pegiat industri fesyen untuk bersama-sama mengubah perilaku, menciptakan ekosistem yang lebih ramah lingkungan melalui proses pengelolaan tekstil yang lebih bertanggung jawab, meliputi pemilihan bahan, proses pewarnaan, dan kolaborasi bersama pengrajin lokal,” kata Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif SMM, lewat rilis yang diterima redaksi Farah.id, Jumat (9/6).

Pada kesempatan ini, SMM menampilkan beberapa ansambel busana dari berbagai koleksi dan inspirasi, yang keseluruhan aksesori berasal dari Manjusha dan tas dari Sakombu.

Koleksi-koleksi itu antara lain:

  • Koleksi daur ulang. Industri fesyen merupakan penyumbang limbah terbesar kedua setelah polusi dan perubahan iklim secara global. Sejak 2019, SMM berupaya mengurangi limbah tekstil dan memperpanjang umur kain. Koleksi daur ulang memanfaatkan kembali sisa kain produksi dan menjahitnya menjadi produk baru, seperti pakaian, tas, dan aksesori.
  • Koleksi tenun Tuban Gedog. Berkolaborasi dengan pengrajin lokal asal Kabupaten Tuban, Jawa Timur untuk koleksi kebaya dari kain tenun Gedog, khas Tuban, yang dihiasi manik-manik. Kain terbuat dari kapas regeneratif, dan seluruh proses produksinya menggunakan teknik celup serta dilakukan secara bertanggung jawab oleh pengrajin lokal.
  • Koleksi batik cap. Menampilkan pola unik dari SMM, diproses dengan teknik tradisional batik cap. Berkolaborasi dengan UMKM Desa Watukebo, Banyuwangi dan Desa Karangjompo, Pekalongan. Bahannya menggunakan Tencel dan Katun. Sedangkan pewarnaan, dilakukan dengan teknik pewarnaan alami dari Desa Sembiran di Bali utara.
  • Koleksi tenun sutera Bugis. Menampilkan koleksi baju bodo yang dipadukan dengan bawahan sarung tenun sutera dengan pola kotak-kotak dan warna cerah yang disebut Lipa’ Sabbe. Mengandalkan keahlian penenun sutera di Kota Sengkang, Kabupaten Wajo.

SMM juga identik sebagai jenama yang konsisten dan inisiatif merawat bumi. Bekerja sama dengan yayasan HakA dan Forum Konservasi Leuser, didukung seluruh Sahabat Sejauh, berupaya melestarikan dan melindungi Kawasan Ekosistem Leuser di Aceh Timur sebagai suaka satwa langka.

Hingga awal 2023, SMM memperluas areal restorasi hutan dari 6 hektar menjadi 20 hektar. Setiap pembelian produk SMM, Kawan Sejauh mendonasikannya untuk program restorasi hutam di Kawasan Ekosistem Leuser untuk merawat planet dan sebagai mata pencaharian masyarakat setempat.




Strategi Pemasaran Brand Kecantikan untuk Menarik Rasa Penasaran Gen Z

Sebelumnya

Shandy Purnamasari Terus Berinovasi Tingkatkan Kualitas Produk MSGLOW

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga